Emiten dengan harga saham tertinggi di BEI, PT DCI Indonesia Tbk (DCII), berhasil mencatatkan laba bersih mencapai Rp616,94 miliar sepanjang Semester I–2025 atau tumbuh 105% dari sebelumnya Rp299,49 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Kenaikan laba bersih perusahaan didorong oleh melesatnya jumlah pendapatan 80% pada periode tersebut. Di mana pada Semester I–2025 pendapatan DCI Indonesia mencapai Rp1,33 triliun dari sebelumnya terbilang Rp737,3 miliar.
Pendapatan DCII besar andil dari segmen jasa colocation atau layanan penitipan server, dengan raihan Rp1,25 triliun. Sementara sisanya, pendapatan dari lain–lain tercatat sebesar Rp83,83 miliar.
Valuasi saham DCII berdasarkan perhitungan Price to Earning (PER) ada di 654 kali. Artinya saham ini dihargai hingga ratusan kali dari kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih. Price to Book Value (PBV) pun mencapai 207 kali.
Gelar saham termahal ini membuat investor harus merogoh kocek lebih dari Rp30 juta hanya untuk membeli 1 lot saham DCII.
Berdasarkan data Bloomberg, harga saham DCII sudah melonjak 72.775% sepanjang masa, dari posisi listing perdana di Bursa Efek Indonesia, pada harga Rp420/saham, pada 6 Januari 2021 silam.
Saham termahal kedua ditempati, oleh saham PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA), dengan harga saham Rp88.375/saham. Saham perusahaan milik Grup Sinarmas, memproduksi olah hasil listrik dan uap. Perusahaan ini memiliki dan mengoperasikan pembangkit listrik berbahan bakar batu bara dan gas.
Saat ini, nilai kapitalisasi pasar DSSA mencapai Rp680,39 triliun. Sepanjang tahun 2025 hingga siang hari ini, saham DSSA juga berhasil melejit 138,65% year–to–date/ ytd.
Saham–saham lain yang masuk dalam sepuluh besar saham termahal, ada saham PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR) dengan harga Rp43.850/saham. Ini merupakan emiten merupakan telekomunikasi milik Grup Djarum.
Berikut ini, daftar 10 saham dengan nilai harga termahal dan tertinggi di BEI:
(fad/aji)






























