Berdasarkan data Bank Indonesia, mengacu pada data transaksi 4 – 7 Agustus 2025, investor nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp9,24 triliun.
Angka itu terdiri dari beli neto sebesar Rp640 miliar di pasar saham, Rp6,27 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), dan Rp2,33 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Pada perdagangan hari Jumat, tingkat imbal hasil SBN tenor acuan 10 tahun bahkan menyentuh level terendah sejak September 2023 silam didorong oleh kenaikan ekspektasi penurunan bunga acuan, juga tren penguatan rupiah.
Di pasar surat utang pagi ini, yield bergerak variatif. Tenor 2Y turun 0,9 bps kini di 5,634%. Sedangkan tenor 5Y naik yield-nya 3,2 bps menyentuh lagi level 6%. Adapun tenor 10Y naik 1,4 bps di 6,427%.
Di pasar saham, reli harga berlanjut masif dengan indeks dibuka menguat langsung 0,74% dan kini makin moncer menyentuh 7.600, mencerminkan penguatan 0,84%.
Para pedagang di pasar keuangan pada pekan ini akan mencermati rilis data inflasi Indeks Harga Konsumen (CPI) Amerika Serikat untuk bulan Juli. Konsensus pasar sejauh ini memperkirakan inflasi CPI inti bulan lalu akan menyentuh 3% year-on-year, naik dibandingJuni 2,9%. Sementara angka inflasi umum diperkirakan juga naik 2,8% dari 2,7% pada bulan sebelumnya.
Bila angka yang dirilis pada Selasa waktu setempat itu lebih kecil, maka ekspektasi penurunan bunga acuan The Fed akan kian membesar dan melemahkan dolar AS. Mata uang pasangannya, termasuk rupiah akan mendapat angin untuk menguat lebih meyakinkan.
Adapun dari dalam negeri, pasar akan fokus pada penyampaian Nota Keuangan oleh Presiden Prabowo yang akan memberikan gambaran akan fokus pembangunan ke depan dari paparan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2026.
Pekan ini, data penjualan mobil juga akan dicermati, berikut rilis laporan terbaru Statistik Utang Luar Negeri Indonesia (SULNI).
Rupiah telah membukukan kinerja penguatan mingguan sebesar 1,22% hingga ditutup di level Rp16.291/US$ pada Jumat pekan lalu. Capaian itu menempatkan rupiah sebagai mata uang Asia terbaik ketiga pada pekan lalu, setelah peso dan baht.
Sepanjang Agustus ini, rupiah sudah mencetak penguatan 1,01%, terbaik keempat di Asia. Namun, bila menghitung kinerja sepanjang tahun, rapor rupiah masih 'merah' dengan pelemahan 1,16% year-to-date. Terburuk kedua di Asia setelah rupee India.
(rui)



























