Logo Bloomberg Technoz

Kenaikan IHSG yang begitu percaya diri merupakan efek secara langsung dari melesatnya sejumlah saham Big Caps.

Berikut selengkapnya berdasarkan data Bloomberg, Kamis (7/8/2025)

  1. Amman Mineral Internasional (AMMN) menyumbang 36,97 poin
  2. Merdeka Copper Gold (MDKA) menyumbang 3,34 poin
  3. Bank Rakyat Indonesia (BBRI) menyumbang 3,31 poin
  4. Astra International (ASII) menyumbang 3,11 poin
  5. MD Entertainment (FILM) menyumbang 2,97 poin
  6. Sumber Alfaria Trijaya (AMRT) menyumbang 2,59 poin
  7. Aneka Tambang (ANTM) menyumbang 2,25 poin
  8. IndoKripto Koin Semesta (COIN) menyumbang 1,99 poin
  9. Bank Central Asia (BBCA) menyumbang 1,79 poin
  10. Elang Mahkota Teknologi (EMTK) menyumbang 1,6 poin

Adapun saham–saham konsumen non primer lainnya juga jadi pendorong laju melesatnya IHSG, saham PT Futura Energi Global Tbk (FUTR) melesat dengan kenaikan 25%, dan saham PT Tripar Multivision Plus Tbk (RAAM) juga melesat di zona hijau dengan menguat 24,4%.

Adapun saham–saham barang baku juga jadi pemicu penguatan IHSG, saham PT Paperocks Indonesia Tbk (PPRI) melesat 27,2%, saham PT Sumber Mineral Global Abadi Tbk (SMGA) menguat 19,3%, dan saham PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) juga menguat dengan terapresiasi 6,29%.

Disusul oleh penguatan saham perindustrian lain, saham PT Shield on Service Tbk (SOSS) yang menguat 25%, saham PT Island Concepts Indonesia Tbk (ICON) melesat 8,11%, dan saham PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) yang mencetak penguatan 7,14%.

Penguatan Nilai Tukar Rupiah

Dari dalam negeri, apresiasi rupiah menjadi sentimen amat positif bagi IHSG. Di sepanjang perdagangan hari ini, rupiah terus–menerus menguat dan solid di hadapan dolar Amerika Serikat.

Pada tutup perdagangan di pasar spot, US$ 1 setara dengan Rp16.313. Rupiah menguat 0,3% point–to–point.

Rupiah Menguat Siang Hari Ini pada Kamis 7 Agustus (Bloomberg)

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah terus menguat hingga menempati level terkuatnya mencapai Rp16.313/US$ pada siang ini, hingga berhasil mencatatkan level terkuat dalam sebulan– sejak 25 Juli 2025.

Penguatan rupiah hari ini menjadi salah satu yang terbesar di Asia, posisi ketiga.

Bersama Dollar Taiwan yang menguat nilainya 0,53%, Philippine Peso terapresiasi 0,43%, Baht Thailand yang solid menguat 0,3%, hingga South Korean Won yang menguat mencapai 0,24%.

Rupiah dan valuta Asia nyaman di zona hijau terdorong sentimen dolar AS sedang melemah tajam. Pada perdagangan siang hari ini, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan 6 mata uang utama dunia) melemah ke posisi 98,14, yang dalam tiga hari berturut–turut ini mengakumulasi pelemahan 0,65% point–to–point.

Rupiah dan mata uang Asia mampu menguat di tengah kelesuan dolar AS. Pada pukul 12.40 WIB, Dollar Index melemah 0,03% ke 98,14.

Penguatan rupiah sepanjang hari ini terutama didorong oleh tebalnya harapan pasar terhadap peluang pemangkasan suku bunga acuan Federal Reserve, Bank Sentral paling berpengaruh di dunia.

Pernyataan beberapa pejabat Federal Reserve terbaru, memperkuat harapan Fed Fund Rate akan segera dipangkas di sisa tahun ini.

Gubernur The Fed San Francisco Mary Daly mengatakan para pembuat kebijakan mungkin perlu menyesuaikan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang untuk mencegah penurunan lebih lanjut pasar tenaga kerja AS.

Sebelumnya, Gubernur The Fed Minneapolis Neel Kashkari juga menilai perekonomian AS sedang melambat sehingga dalam waktu dekat sudah saatnya memulai penyesuaian suku bunga acuan.

Efeknya, saat rupiah menguat, beban utang luar negeri masing–masing emiten Perusahaan akan terpangkas. Apalagi bagi emiten yang mengumpulkan pendapatan dalam rupiah.

Pada nantinya, berpotensi membuat bertambahnya nilai laba bersih Perusahaan. Ketika laba emiten mencatat pertumbuhan, investor bisa berharap menikmati datangnya dividen yang memetik keuntungan dari saham.

(fad/hps)

No more pages