Logo Bloomberg Technoz

Penguatan signifikan IHSG dan saham–saham Bank The Big Four terjadi di tengah kabar positif pengumuman pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5,12% pada kuartal II–2025. 

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan data pertumbuhan ekonomi Indonesia periode Kuartal II–2025. Hasilnya, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada Kuartal II–2025 adalah Rp5.947 triliun atas dasar harga berlaku. Jadi, ekonomi Tanah Air Indonesia tumbuh 5,12% dibanding dengan periode yang sama pada tahun lalu (year–on–year/yoy).

Juga lebih tinggi dibanding kuartal I–2025 sebelumnya yang tumbuh 4,87% yoy. Ini menjadi capaian tertinggi sejak kuartal II–2023.

Sementara dibanding dengan kuartal sebelumnya (quarter–to–quarter/qtq), ekonomi Indonesia tumbuh 4,04%.

BPS juga memaparkan, angka ini lebih tinggi jika dibanding dengan periode yang sama pada tahun lalu, ekonomi Indonesia di Kuartal II–2024 terhadap Kuartal II–2023 tumbuh 5,05%. 

“Pertumbuhan ekonomi pada Kuartal II–2025 tercatat 5,12% secara tahunan dibanding Kuartal II–2024. Angka pertumbuhan secara Kuartalan 4,04% dibanding kuartal sebelumnya," ujar Moh. Edy Mahmud, Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS dalam konferensi pers, Selasa.

Sumber: BPS

BPS melaporkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II–2025 ditopang oleh konsumsi masyarakat dan investasi. Di sisi lain, kinerja konsumsi pemerintah malah merosot.

“Komponen pengeluaran yang memberi kontribusi terbesar pada PDB (Produk Domestik Bruto) adalah konsumsi rumah tangga dengan kontribusi 54,25%. Komponen ini tumbuh 4,97%, pada kuartal II–2025, mengindikasikan masih kuatnya permintaan domestik, “ terang Edy.

Selanjutnya, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau biasa disebut investasi, juga berkontribusi besar terhadap PDB, mencapai 27,83%.

“Pertumbuhan PMTB melonjak signifikan 6,99%. Secara total, kontribusi konsumsi rumah tangga dan PMTB terhadap PDB 82,08%. Konsumsi rumah tangga porsinya 2,64% dan PMTB 2,06% dari pertumbuhan ekonomi yang 5,12%,” ujar Edy.

Di sisi lain, konsumsi Pemerintah malah mengalami penurunan pertumbuhan sebesar 0,33%. Komponen ini hanya berkontribusi 6,93% terhadap PDB.

Komponen ekspor dan impor juga tumbuh, masing–masing 7,82% dan 11,65%. Dia menjelaskan pertumbuhan ekspor ditopang oleh kenaikan nilai ekspor nonmigas dan kunjungan wisatawan mancanegara.

Sementara pertumbuhan impor didorong oleh kenaikan impor barang modal serta bahan baku dan penolong, baik secara nilai maupun volume. 

Komponen ekspor berkontribusi 1,35% terhadap PDB. Sementara, komponen impor memberi dampak -20,66% terhadap PDB.

(fad/aji)

No more pages