“Secara historis, bulan Agustus rata–rata memiliki kinerja yang kurang positif dibandingkan bulan Juli,” mengutip riset yang dipublikasikan, Selasa. Adapun, dalam tiga tahun baru–baru ini Bitcoin selalu ditutup merah.
- Agustus: 2024 (-8,68%)
- Agustus 2023 (-10,93%), dan
- Agustus 2022 (-15,17%)
Namun, berdasarkan data historis pada 2021 Bitcoin sempat mencatatkan penguatan 13,16%. Manuver yang optimistis ini melanjutkan tren positif dari Agustus 2020 yang mencatatkan penguatan 2,93%.
Pelemahan paling dalam terjadi pada Agustus 2022, himpitan paling berat datang dari transaksi penjualan yang amat besar dan masif, dimulai dari Aset Kripto Cardano membuat penurunan pertama, diikuti oleh Bitcoin dan Ethereum ETH dan kemudian Kripto lain yang lebih kecil seperti Dogecoin DOGE.
Ditambah lagi dengan kebijakan agresif The Fed dalam menaikkan suku bunga acuan mereka pada tahun 2022 tersebut. Sepanjang tahun itu The Fed sudah meninggikan suku bunga acuan sebanyak 225 bps. Kemudian, tekanan juga datang dari kebijakan–kebijakan The Fed masih ketat dari sisi moneter, dan inflasi juga masih tinggi.
Sentimen Aset Kripto Agustus 2025
Untuk Agustus 2025, ada beberapa sentimen dan katalis yang dapat memengaruhi arah Bitcoin. Pertama adalah minat institusional, di mana setiap pilihan institusional terhadap Aset Kripto dan Bitcoin menjadi sorotan, ditandai oleh aliran masuk positif ke ETF Bitcoin Spot dan Ethereum.
Selanjutnya, investor aset kripto saat ini juga menanti kejelasan arah kebijakan moneter dari The Fed yang diagendakan beberapa pidato pada pekan ini, seperti misalnya, Lisa D. Cook Anggota Dewan Gubernur Federal Reserve AS, Raphael Bostic Eksekutif Federal Reserve Bank of Atlanta, yang juga merupakan anggota Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), dan juga Deputi Gubernur Federal Reserve Michelle Bowman.
Setiap pidato tersebut investor dan pasar akan mencermati dengan detail sinyal, arah ataupun kode–kode kebijakan ke depan.
Sebilang petunjuk mengenai pemotongan lebih dini bisa menjadi dorongan besar bagi pasar aset kripto.
Laporan data Ekonomi AS juga berpotensi memperkuat atau meruntuhkan harapan akan pivot yang dovish. Sebut saja, Consumer Inflation, Consumer Price Index (CPI), Producer Prices, Retail Sales AS, dan juga PMI Manufacturing yang terbit pada Agustus bulan ini.
“The Fed menegaskan kembali penyesuaian suku bunga selanjutnya akan bergantung pada data Ekonomi yang masuk, perkembangan prospek Ekonomi AS, serta keseimbangan risiko,” papar Federal Reserve.
Bank Sentral mempertahankan sikap wait and see di tengah meningkatnya kegelisahan perang dagang atau tarif yang sedang berlangsung dapat menghambat kemajuan menuju target inflasi 2%.
Selanjutnya akan sangat bergantung pada bagaimana peristiwa–peristiwa penting ini terbit. Trader harus bersiap untuk potensi volatilitas jangka pendek.
(fad/wep)






























