PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) menutup enam bulan pertama tahun 2025 dengan performa keuangan yang negatif.
Emiten tambang tembaga dan emas milik kongsi Anthoni Salim dan Keluarga Panigoro ini mencatat rugi bersih mencapai US$153,51 juta atau setara dengan Rp2,52 triliun, berbanding terbalik dengan posisi laba US$443,63 juta (Rp7,27 triliun) yang diraih pada tahun lalu.
Penyebab utama catatan negatif dari untung ke rugi ini terletak pada pendapatan yang menyusut tajam. Hingga Juni 2025, Amman Mineral hanya mampu mengantongi pendapatan US$182,6 juta, ambles 88,12% dibanding pendapatan US$1,54 miliar pada Semester I–2024.
Laba kotor turut jatuh. Dari sebelumnya mencapai US$851,89 juta, saat ini drop signifikan menjadi hanya US$55,7 juta, mencerminkan penurunan 93% secara tahunan.
Tak hanya itu, AMMN juga mencatat rugi operasional sebesar US$30,21 juta pada Semester I–2025. Padahal di periode yang sama tahun lalu, perusahaan masih mampu meraih laba usaha hingga US$785,18 juta. Perubahan ini menandai tekanan besar pada lini operasional inti Amman Mineral.
(fad)































