Logo Bloomberg Technoz

Pasca kemunduran bisnis akibat pandemi Covid-19, data pengunjung toko ritel Apple naik 13% dibandingkan tahun lalu, berdasarkan data Gravy Analytics. Dengan 53 toko ritel baru dan beberapa diantaranya mengalami renovasi dalam beberapa tahun ke depan, menurut Bloomberg News, penjualan ritel Apple merupakan kekuatan yang tak bisa diabaikan..

Apalagi dalam upaya perusahaan memenangkan pertarungan realitas yang beragam.

CEO Apple Tim Cook bersama produk rilisan terbaru Vision pro, mixed realty atau XR. (dok Bloomberg)

Mempertimbangkan posisi Apple dibandingkan dengan kompetitor. Sadar bahwa aktivitas marketing yang baik menjadikan posisi Apple seperti saat ini, para pembuat headset selama dekade terakhir telah berusaha keras untuk memperkenalkan teknologi ini di tengah publik yang skeptis.

Itulah cara untuk menjawabnya: Apa fungsinya? Mengapa saya membutuhkannya? Bagaimana rasanya?

Headset mixed-reality Apple Inc (XR) saat peluncurannya di kampus Apple Park, Cupertino, California, AS, Senin (5/6/2023). (Philip Pacheco/Bloomberg)

Produsen HTC Corp. Taiwan, pada 2015  memperkenalkan headset Vive dalam demo mereka - bertemu pada acara-acara besar seperti San Diego Comic Con dan juga di kampus-kampus serta pusat belanja. Saya pernah melihatnya di food festival di San Francisco, di mana ia hanya duduk diam, gagal bersaing dengan taco.

Microsoft Corp, yang memiliki harapan besar Hololens, sebuah device augmented-reality mereka, membawanya pada stan demo di pusat perbelanjaan.Devide ini berat, dengan konten digital yang tidak jelas, sangat mengecewakan.

Meta Platforms Inc. telah melakukan pendekatan serupa, menghadirkannya pada bandara dan toko pop-up sementara di beberapa kota besar. Namun, 2017, Meta menutup 200 tempat demodi toko-toko ‘best buy’, kemudian para “ambassador” pergi berhari-hari tanpa memberikan satu pun peragaan. 

Segala upaya yang dilakukan banyak perusahaan membuat Apple iri. Sebelum berganti nama menjadi Meta – yang merupakan taktik marketing untuk menarik perhatian konsumen terhadap teknologi baru — Facebook mempertimbangan jaringan ritelnya yang luas.

Headset mixed-reality Apple Inc (XR) saat peluncurannya di kampus Apple Park, Cupertino, California, AS, Senin (5/6/2023). (Philip Pacheco/Bloomberg)

Laporan New York Times pada tahun 2021 merinci bagaimana para eksekutif memberi simulasi ragam teknologi yang "pada akhirnya akan menjangkau dunia" dan berlaku sebagai gerbang di mana perusahaan akan memperkenalkan inovasi dari Reality Labs, divisi yang bertanggung jawab atas headset virtual reality.

Hari ini, Meta hanya mempunyai satu toko yang didedikasikan untuk itu. Dibuka tahun lalu, berlokasi di Burlingame, California, sebuah kota di selatan San Francisco. Toko dekat dengan kantor tim Reality Labs Meta.

Nyaman untuk mereka,namun bukan untuk konsumen — saat toko ini lebih jauh lagi, ritel kemudian akan berada di Teluk San Francisco. “Pada akhirnya,” kata perusahaan saat membuka toko tersebut, “tujuan kami dengan Meta Store untuk menunjukkan kepada publik apa yang mungkin dilakukan dengan produk kami saat ini, seraya memberikan gambaran masa depan saat metaverse menjadi hidup — dan semoga sedikit mendemistifikasi konsep tersebut.”

Headset mixed-reality Apple Inc (XR) saat peluncurannya di kampus Apple Park, Cupertino, California, AS, Senin (5/6/2023). (Philip Pacheco/Bloomberg)

Tempat yang lebih baik untuk toko di Grand Central Terminal, atau Covent Garden, atau bahkan The Louvre - lokasi yang mana kamu dapat menemukan toko Apple saat ini. Tahun 2014 Apple mempekerjakan mantan CEO Burberry Group Plc, Angela Ahrendts, untuk menjalankan divisi ritelnya. Maksudnya adalah untuk menciptakan lingkungan mewah yang membuat orang merasa nyaman, bahkan bersemangat. Ujungnya membeli device seharga lebih dari Rp50 juta.

Sementara Meta tidak memiliki hubungan seperti halnya Apple dengan konsumen. Sebagian besar dari publik belum pernah membeli produk, dalam bentuk apa pun, dari Meta. Justru terjadi sebaliknya. Mengapa harus pergi ke toko Meta jika Anda bisa melihat produk yang dijualnya hanya dengan melihat ke cermin?

Headset mixed-reality Apple Inc (XR) saat peluncurannya di kampus Apple Park, Cupertino, California, AS, Senin (5/6/2023). (Philip Pacheco/Bloomberg)

Apple tidak perlu menghadirkan mixed reality untuk menarik pelanggan. Konsumen tetap akan datang untuk membeli iPhone baru atau mengunjungi Genius Bar untuk mendapatkan dukungan IT.

Toko ritel Apple telah mapan sebagai lokasi belajar, dengan ruang-ruang yang nyaman disiapkan mencoba dan berdiskusi. Memperkenalkan mixed reality ke pasar utama dalam lingkungan ini bisa menjadi hal yang sulit, dan mungkin cukup untuk produk generasi pertama ini.

Meski demikian, kesuksesan Vision Pro mungkin harus diatur ekspektasinya, bukan dari berapa banyak orang yang membelinya, tetapi dari berapa banyak orang yang mencoba.

(bbn)

No more pages