"Peningkatan nilai ekspor juni terutama didorong kenaikan ekspor nonmigas, yakni komoditas biji logam terak dan abu yang naik 3.736,4% dengan andil 3,09%," ujar Pudji.
Kemudian, komoditas lemak dan minyak hewani/nabati naik 22,05% dengan andil 2,85%. Terakhir, logam mulia serta perhiasan atau permata yang naik 104,44% dengan andil 2,59%.
Terkait ekspor nonmigas menurut sektor, total ekspor nonmigas US$22,33 miliar dan jika dirinci menurut sektor, pertanian, kehutanan dan perikanan berkontribusi US$0,59 miliar atau 49,55%, indutri pengolahan US$19 miliarr dengan pertumbuhan 16,75%, sementara pertambangan dan lainnya US$2,47 miliar dan mengalami penurunan 13,36%.
"Peningkatan nilai ekspor nonmigas secara tahunan utamanya didorong oleh sektor industri pengolahan yang naik 16,75% dengan andil 12,95%," kata Pudji.
Sementara itu, kinerja nilai impor Indonesia pada Juni 2025 tercatat sebesar US$19,33 miliar atau naik 4,28% secara tahunan (year-on-year/yoy) dibanding Juni 2024.
Nilai impor migas tercatat sebesar US$2,22 miliar atau turun 32,07% secara tahunan. Di sisi lain, nilai impor nonmigas US$ 17,11 miliar atau naik 12,07%.
"Peningkatan impor didorong kenaikan impor nonmigas dengan andil 9,94%," kata Pudji, Jumat (1/8/2025).
Menurut penggunaan, terjadi peningkatan impor untuk golongan barang konsumsi dan barang modal. Impor barang konsumsi tercatat naik 1,18%, bahan baku penolong merosot 2,74%, sedangkan barang modal pendorong utama dengan impor yang naik 37,8% dan memberi andil 6,2%.
Tiga komoditas utama nonmigas yang diimpor Indonesia pada periode kumulatif Januari-Juni tercatat mesin atau peralatan mekanis, mesin atau peralatan elektrik, kendaraan serta bagiannya.
(lav)






























