Toko yang ditutup ini merupakan satu dari dua lokasi Apple di Kota Dalian. Satu toko lainnya di pusat perbelanjaan Olympia 66 tetap beroperasi. Apple menyebut karyawan dari toko yang akan ditutup akan diberi kesempatan untuk bekerja di lokasi lain. Kedua toko tersebut berjarak sekitar 10 menit.
Secara keseluruhan, Apple kini tengah berupaya bangkit kembali di China. Penjualan di negara tersebut turun 2,3% menjadi US$16 miliar pada kuartal kedua yang berakhir 29 Maret, di bawah perkiraan analis sebesar US$16,8 miliar.
Apple akan membuka toko baru di Uniwalk Qianhai, Shenzhen pada 16 Agustus mendatang. Perusahaan juga merencanakan pembukaan gerai tambahan di Beijing dan Shanghai dalam setahun ke depan, menurut laporan Bloomberg News. Awal tahun ini, Apple telah membuka toko baru di Provinsi Anhui.
Ekspansi juga dilakukan ke luar China, termasuk membuka toko di Detroit, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan India. Toko di Osaka baru saja dibuka pada 26 Juli, sementara flagship store besar diluncurkan di Miami pada Januari. Tahun lalu, Apple membuka toko pertamanya di Malaysia.
Meski masih menambah toko baru, laju ekspansi ritel Apple melambat sejak pandemi. Perusahaan kini lebih fokus memperluas toko online ke berbagai negara, seperti India dan Arab Saudi, serta memperbarui atau memindahkan toko fisik lama.
Apple juga terlihat semakin selektif memperpanjang sewa tokonya. Pada hari yang sama dengan pengumuman penutupan toko di China, Apple juga mengungkap rencana menutup toko mereka di Bristol, Inggris. Penutupan lain juga akan dilakukan di Partridge Creek, Michigan, serta Hornsby, dekat Sydney.
Apple bukan satu-satunya merek besar yang hengkang dari Parkland Mall di China. Awal tahun ini, pemegang saham mayoritas pusat perbelanjaan tersebut mengambil kendali penuh atas operasionalnya, sementara sejumlah merek seperti Coach, Sandro, dan Hugo Boss sudah tidak memperpanjang sewa mereka dalam beberapa tahun terakhir.
(bbn)
































