Logo Bloomberg Technoz

Trump juga mengatakan akan memberlakukan tarif sebesar 60% atau 70% terhadap sejumlah negara saat ia mengirimkan surat tambahan dalam beberapa hari mendatang. 

"Saya hanya ingin Anda tahu bahwa surat itu berarti kesepakatan," tegas Trump.

Menteri Perdagangan Howard Lutnick, dalam wawancara dengan CNBC tak lama setelah rapat kabinet pada Selasa, mengatakan ia memperkirakan ada 15-20 surat tambahan yang akan dirilis dalam dua hari ke depan.

Sebelumnya, Trump berjanji akan melanjutkan rezim tarif agresifnya dalam beberapa hari ke depan. Pernyataan ini menekankan ia tidak akan memperpanjang batas waktu pungutan khusus negara yang akan mulai berlaku pada 1 Agustus.

Trump awalnya mengumumkan tarif resiprokal tinggi untuk lebih dari 50 mitra dagang pada 2 April, tetapi menurunkan tarif tersebut secara temporal menjadi 10% selama 90 hari, memberi waktu untuk negosiasi.

Batas waktu tersebut seharusnya berakhir pekan ini, tetapi Trump menandatangani perintah eksekutif pada Senin yang berisi penundaan implementasi hingga 1 Agustus.

Meski awalnya berencana mengadakan negosiasi bersamaan dengan puluhan mitra, sejauh ini AS hanya menyelesaikan kesepakatan kerangka kerja perdagangan dengan Inggris dan Vietnam—dengan banyak detail penting yang belum terselesaikan—dan gencatan senjata dengan China yang menurunkan tarif. Trump pun mengindikasikan lebih memilih untuk hanya mengenakan tarif secara sepihak terhadap negara-negara tersebut.

Tarif resiprokal AS ke negara mitra dagangnya./dok. Bloomberg

Surat pemberitahuan tarif yang dikirim pada Senin sebagian besar mempertahankan tarif yang sebelumnya diumumkan Trump bagi negara-negara yang negosiasinya tidak menghasilkan kesepakatan. Jepang dan Korea Selatan dikenai tarif 25%, Indonesia tetap 32%, dan Thailand sebesar 36%.

Trump telah memperingatkan negara-negara lain agar tidak membalas tarifnya, mengancam bahwa setiap langkah untuk melawan AS akan menambah tarif bea masuk sebesar jumlah tersebut.

(ros)

No more pages