Mitchell Ferman -- Bloomberg News
Bloomberg, BP Plc menandatangani nota kesepahaman dengan National Oil Corp. (NOC) Libya untuk mengkaji potensi pengembangan kembali 2 ladang minyak raksasa di negara Afrika Utara tersebut.
Langkah ini menandai fokus baru BP terhadap Libya—salah satu produsen minyak terbesar di Afrika sekaligus anggota Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC).
Manuver itu sekaligus mempertegas strategi perusahaan yang mulai meninggalkan bisnis energi rendah karbon yang sebelumnya dianggap gagal.
Nota kesepahaman tersebut menjadi kerangka kerja untuk mengevaluasi berbagai data teknis dan menjajaki peluang kerja sama lebih lanjut, menurut pernyataan resmi BP pada Selasa waktu setempat.
"Kesepakatan ini mencerminkan komitmen kuat kami untuk memperdalam kemitraan dengan NOC dan mendukung masa depan sektor energi Libya," kata William Lin, Executive Vice President Gas and Low Carbon Energy BP.
"Kami berharap dapat menerapkan pengalaman BP dalam merevitalisasi dan mengelola ladang minyak raksasa di berbagai belahan dunia."
Kesepakatan ini mencakup ladang minyak Sarir dan Messla, yang masing-masing ditemukan pada tahun 1961 dan 1971.
Tahun lalu, BP kembali terjun ke eksplorasi gas alam di Libya setelah vakum selama 1 dekade, melalui kemitraan dengan perusahaan energi Italia, Eni SpA.
(bbn)