Bloomberg Technoz, Jakarta - Nilai tukar mata uang Baht berpotensi menguat tahun ini. Kementerian Keuangan negara ini menilai masuknya turis China menjadi salah satu yang mendorong penguatan nilai tukar Baht.
Seperti dikutip dari Bloomberg News, Kementerian Keuangan Thailand yakin kedatangan turis China akan mendorong pertumbuhan ekonomi 2023 ke level tertinggi dalam lima tahun terakhit.
Para pejabat kementerian keuangan pada Jumat (27/01/2023) mengatakan mata uang Thailand diperkirakan rata-rata 32,50 Baht/US$ tahun ini, lebih kuat dari 36,68 Baht/US$ yang diprediksi oleh kementerian pada Oktober 2022.
Baht rata-rata berada di level 35,07 Baht/US$ tahun lalu dan jatuh ke level terendah selama 16 tahun sebelum mencatatkan pemulihan tajam menyusul melemahnya dolar dan kedatangan turis asing ke Thailand.
Kementerian memprediksi Thailand dapat menghasilkan devisa 1,2 triliun baht (Rp 546 triliun) dari sektor pariwisata, yang akan diperoleh dari sekitar 27,5 juta pelancong ke negara Asia Tenggara itu tahun ini
Angka itu jauh lebih tinggi dari tahun lalu sebesar 360 miliar baht dari 11,2 juta pengunjung.
Sepanjang 2023, baht telah menguat lebih dari 5% terhadap dolar AS. Meski hal ini mengkhawatirkan para eksportir, bank sentral tetap tidak terpengaruh dan mengesampingkan tindakan untuk meredam reli saat ini.
Kementerian melihat mata uang yang lebih kuat dan pelambatan ekonomi global mungkin akan merugikan ekspor Thailand. Mereka pun memangkas proyeksi ekspor menjadi 0,4% dari 2,5% pada Oktober lalu. Sementara prediksi impor juga turun ke 0,1% tahun ini, dibandingkan dengan prediksi pertumbuhan 3% sebelumnya.
Meski demikian, kementerian memperkirakan pertumbuhan ekonomi mereka sebesar 3,8% tahun ini, walaupun memangkas proyeksi pertumbuhan tahun lalu menjadi 3% dari 3,4% karena ekspor yang lebih rendah dari perkiraan dan perlambatan investasi. Thailand akan mengumumkan angka PDB 2022 pada 17 Februari 2023.
Adapun inflasi diperkirakan rata-rata 2,8% tahun ini dibandingkan dengan 6,1% pada tahun 2022 dan inflasi inti diproyeksikan 2,3% pada tahun 2023 dibandingkan rata-rata 2,5% tahun lalu.
Sementara konsumsi diperkirakan tumbuh 3,5% pada 2023, melambat dari 6,9% pada 2022.
(bbn)