Logo Bloomberg Technoz

Meski diprediksi semakin melandai, penurunan inflasi Mei diperkirakan tidak secepat bulan-bulan sebelumnya kemungkinan karena tekanan harga sembako dan kebutuhan dapur yang melesat justru setelah Lebaran berlalu.

Tren penurunan harga barang kebutuhan pokok yang sempat terjadi setelah Lebaran usai, nyatanya tidak berlangsung lama. Harga beras, telur, daging ayam juga bumbu dapur seperti bawang merah dan bawang putih, terpantau terus naik beberapa waktu belakangan.

Harga telur, misalnya, sudah di atas Rp30.000/kg, sedangkan harga gula juga beras juga sudah lebih mahal dibandingkan sebelum Lebaran lalu. 

Harga beras misalnya, untuk kualitas medium 1 yang terbanyak dikonsumsi orang Indonesia, harganya sempat naik jadi Rp13.550/kg pada 29 Mei lalu, lebih mahal dibandingkan harganya pada akhir Maret yang sebesar Rp13.350/kg. 

Bila dibandingkan posisi akhir Desember 2022 yang baru seharga Rp12.600/kg untuk jenis yang sama, kenaikan harga beras sudah mencapai 7,53%. Berdasarkan pantauan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN), harga beras medium saat ini sudah lebih landai di Rp13.000/kg.

Ekonom memperkirakan, inflasi harga beras masih akan berlanjut beberapa bulan ke depan sampai Juli-Agustus dan mungkin baru mereda saat kedatangan musim panen kedua yang bisa menaikkan pasokan. Hal itu dicemaskan bisa mempengaruhi daya beli masyarakat mengingat orang Indonesia adalah pencinta beras.

BPS menyebut, kenaikan harga telur ayam, bawang merah dan bawang putih itu akan mendorong inflasi Mei.

“Karakteristik cenderung mengalami kenaikan atau berfluktuasi antar waktu dan antar wilayah. Komoditas ini kecenderungannya inflasi,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah dalam Youtube Kemendagri, Senin (29/5/2023). 

Satria Sambijantoro, Ekonom Bahana Sekuritas, menilai Indonesia saat ini tengah merasakan dampak yang tertunda (pass-through) inflasi pangan global. Lonjakan harga ayam dan telur beberapa pekan ini, misalnya, bisa dikaitkan dengan lonjakan harga pakan jagung global baru-baru ini yang tercatat naik sampai 5,7% pekan lalu.

Di sisi lain, harga gula di pasar dunia juga naik 3% menyusul penurunan produksi India dan Thailand yang memperketat pasokan global.

Biaya Mahal Pengendalian Inflasi

Indonesia berperang menjinakkan inflasi sejak tren inflasi global meruyak pasca pandemi mereda. Tren inflasi tinggi melanda hampir seluruh negara di dunia akibat disrupsi rantai pasok global setelah pandemi mulai jinak disusul krisis geopolitik Rusia-Ukraina yang membuat harga komoditas menggila.

Pengendalian inflasi domestik tidaklah murah. Anggaran inflasi menyedot uang negara dalam nilai sangat besar seperti dibeberkan oleh Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati. 

Bendahara negara dalam Rapat Kerja bersama Badan Anggaran DPR-RI, kemarin, menyebut, Indonesia memakai berbagai instrumen agar inflasi bisa jinak.

“Subsidi, kompensasi, ketahanan pangan, dan secara aktif men-encourage pemerintah daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah ini sangat ampuh,” jelas Sri.

Anggaran pengendalian inflasi naik berlipat-lipat sejak 2022 (Divisi Riset

Pada 2022, anggaran pengendalian inflasi melesat hampir tiga kali lipat menjadi Rp640,1 triliun, dari tahun-tahun sebelumnya di bawah Rp300 triliun. Adapun 2023, anggaran pengendalian inflasi lebih kecil seiring tekanan harga yang mulai melandai, yakni sebesar Rp443,8 triliun, hampir dua kali lipat anggaran 2020 dan tahun-tahun sebelumnya. 

-- dengan bantuan laporan Krizia P. Kinanti dan Elisa Valenta

(rui)

No more pages