Kesepakatan tersebut telah diumumkan oleh Prabowo Subianto dan Presiden Rusia Vladimir Putin setelah pertemuan bilateral yang dilaksanakan di Istana Konstantinovsky, St. Petersburg, Federasi Rusia, pada 19 Juni 2025.
Sejak diluncurkan pada Desember 2022, telah dilakukan sebanyak 5 kali putaran perundingan dan berbagai pertemuan intersesi. Tim Perunding Indonesia dipimpin oleh Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan.
Kedua pihak telah mencapai kesepakatan substantif pada seluruh area negosiasi. Proses ratifikasi dan finalisasi teknis akan segera dilakukan untuk mempercepat pemberlakuan perjanjian.
Perjanjian ini membuka peluang ekspor baru bagi Indonesia, khususnya untuk komoditas unggulan seperti minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dan turunannya, kopra, kopi, karet alam, dan mentega kakao. Di sisi lain, Indonesia juga mengharapkan peningkatan impor dari EAEU untuk sejumlah komoditas strategis, antara lain gandum, fosfat, batu bara, dan bahan baku pupuk kimia serta besi setengah jadi.
Dengan jumlah populasi total mencapai lebih dari 460 juta jiwa antara Indonesia dan Uni Ekonomi Eurasia, perjanjian ini dipercaya akan memperluas akses pasar, memperlancar logistik, serta meningkatkan arus investasi dua arah antara Indonesia dan EAEU.
(ain)































