Sementara di pasar surat utang RI pagi ini, seperti terlihat dari data OTC Bloomberg, mayoritas tenor bergerak naik harganya, terindikasi dari penurunan tingkat imbal hasil terutama tenor menengah dan panjang.
Yield 10Y turun tipis 0,7 bps kini di 6,873%. Sedangkan tenor 6Y bankan turun imbal hasilnya 4,3 bps kini di 6,733%. Adapun tenor pendek 2Y, yield-nya naik 2,6 bps kini di 6,263%.
Penurunan yield SUN di pasar sekunder juga menyiratkan mulai besarnya ekspektasi pemangkasan bunga acuan Bank Indonesia bulan ini, dengan jadwal pertemuan Dewan Gubernur BI ditetapkan mulai besok hingga Rabu.
Konsensus pasar yang dirangkum oleh Bloomberg sampai saat ini memperkirakan Bank Indonesia akan memangkas bunga acuan, BI rate, sebesar 25 basis poin, seiring dengan sinyal perlambatan ekonomi yang kian mengkhawatirkan.
Sementara rupiah yang beberapa RDG terakhir menjadi penghalang pelonggaran moneter, berhasil menguat 2,59% sejak pertemuan Dewan Gubernur BI bulan lalu. Setelah BI rate diumumkan, kinerja Neraca Pembayaran RI kuartal 1-2025 serta laporan perkembangan uang beredar juga akan dilansir pada pekan ini.
Analisis teknikal
Secara teknikal nilai rupiah berpotensi melemah dengan level support terdekat di Rp16.480/US$ dan support kedua di Rp16.500/US$.
Apabila kembali break kedua support tersebut, terlebih lagi di sepekan perdagangan ke depan, rupiah berpotensi melemah lanjutan dengan menuju level Rp16.610/US$ sebagai support terkuat.
Jika nilai rupiah terjadi penguatan hari ini, resistance menarik dicermati ada pada level di range Rp16.400/US$ dan selanjutnya Rp16.380/US$ hingga Rp16.300/US$.
(rui)
































