Logo Bloomberg Technoz

Pelaku pasar menunggu rilis data ekonomi, yang bisa memberi gambaran seputar dampak penerapan tarif bea masuk baru di Amerika Serikat (AS). Pada Senin (28/4/2025), bank sentral AS Federal Reserve cabang Dallas mengeluarkan data indeks aktivitas manufaktur.

Pada April, indeks tersebut berada di -38,5. Anjlok 19,5 poin dari bulan sebelumnya dan menjadi yang terendah sejak Mei 2020 atau saat pandemi Covid-19 merebak.

Hampir 60% responden menyebut tarif bea masuk tinggi akan berdampak negatif terhadap bisnis mereka. Meski mayoritas perusahaan menyatakan bakal menaikkan harga di tingkat konsumen, tetapi 38% menyebut akan sulit melakukan hal tersebut.

Harga-harga di AS sudah naik lebih dari 20% dalam 4 tahun terakhir. Jadi, kenaikan harga lebih lanjut akan sangat memberatkan konsumen.

“Isu tarif ini kacau, dan kami melihat vendor sudah mulai menaikkan harga. Kami pun akan menaikkan harga di tingkat konsumen,” sebut seorang responden yang berada di sektor industri percetakan.

Kemudian besok malam waktu Indonesia, akan dirilis data inflasi Negeri Paman Sam. Pada hari yang sama, ada pula rilis pembacaan pertama (advance reading) untuk pertumbuhan ekonomi kuartal I-2025.

Berbagai data tersebut akan menjadi cermin bagaimana perekonomian AS merespons kenaikan tarif bea masuk yang dicanangkan Presiden Donald Trump. Arah perekonomian ke depan bakal menentukan nasib harga emas.

(aji)

No more pages