Logo Bloomberg Technoz

Investor juga akan menaruh perhatian pada kabar stimulus dari China. Menteri Keuangan China, Lan Fo’an, pada pekan lalu menyatakan negaranya akan menerapkan kebijakan yang lebih proaktif dan efektif untuk mencapai target pertumbuhan dan “Membawa stabilitas serta dorongan bagi ekonomi global.”

Sejumlah otoritas, termasuk Bank Sentral China (People’s Bank of China/PBOC), dijadwalkan menggelar konferensi pers pada Senin.

“Pertanyaan sebenarnya adalah apa yang akan diumumkan — apakah berupa stimulus tambahan atau percepatan realisasi stimulus yang sudah diumumkan sebelumnya,” kata Tony Sycamore, analis pasar di IG Sydney.

“Sampai ada detail lebih lanjut yang diumumkan hari ini, pasar akan menyikapi berita ini dengan hati-hati setelah beberapa kali dikecewakan dalam enam bulan terakhir oleh berita-berita stimulus dari China.”

Pekan ini, para pemodal di pasar global juga akan menunggu laporan beberapa data penting yang akan berdampak pada pergerakan harga aset di pasar.

Pertama-tama penantian data aktivitas manufaktur China, laporan ketenagakerjaan AS, Produk Domestik Bruto (PDB) AS, serta indeks inflasi pilihan The Fed dalam beberapa hari ke depan.

“Data pekan ini dari AS dan China diperkirakan akan menunjukkan tanda-tanda awal dampak terhadap dua ekonomi terbesar dunia,” papar Win Thin, Kepala Strategi Pasar Global di Brown Brothers Harriman.

“Dengan usainya masa tenggang 90 hari untuk tarif resiprokal pada Juli, bahkan bulan itu pun dinilai terlalu cepat untuk pemangkasan suku bunga, mengingat ketidakpastian yang masih membayangi terkait dampak tarif.”

Analis Phintraco Sekuritas memaparkan, pernyataan terbaru Presiden AS, Donald Trump menyebut akan ada banyak kesepakatan dalam 3-4 pekan kedepan.

Hasil jajak pendapat terbaru dari sejumlah lembaga di AS menunjukan bawah approval rating Presiden AS, Donald Trump cenderung mengalami penurunan dan berada di bawah 50%. Kondisi ini diyakini menambah tekanan bagi Trump untuk merubah kebijakan tarif dan termasuk terus mendorong terealisasinya negosiasi dengan China.

“Trump beri clue kesepakatan, IHSG berpeluang coba tutup gap di 6.770–6.870 pada pekan ini,” jelas Phintraco.

Phintraco memberikan rangkuman rekomendasi saham hari ini meliputi INTP, WIFI, JPFA, MAPA, HRTA, dan MIDI.

Analis BRI Danareksa Sekuritas memaparkan, secara trend jangka panjang, IHSG masih berada dalam tren bearish

Namun, momentum jangka pendek berpotensi reversal setelah menembus resistance trendlinenya.  

“Saat ini, mempunyai potensi untuk menguji resistance klasik pada 6.700–an dengan support terdekatnya pada level 6.505,” mengutip paparan BRI Danareksa Sekuritas dalam risetnya pada Senin (28/4/2025).

Bersamaan dengan risetnya, BRI Danareksa memberikan rekomendasi saham hari ini, HRTA, EMTK, dan JPFA.

Mengutip riset CGS International Sekuritas Indonesia, kembali berlanjutnya penguatan Bursa Wall Street, laporan keuangan emiten di Kuartal I-2025 dan aksi beli investor asing diprediksi akan menjadi sentimen positif untuk IHSG.

Naiknya beberapa harga komoditas seperti minyak mentah, CPO, timah, gas dan pulp berpeluang menjadi tambahan sentimen positif di pasar. 

“IHSG diprediksi akan melanjutkan penguatannya dengan kisaran support 6.630–6.580 dan resist 6.730–6.780,” analisisnya.

(fad)

No more pages