Logo Bloomberg Technoz

Berdasarkan data Bloomberg, penguatan IHSG merupakan efek langsung dari kenaikan sejumlah saham potensial terutama saham UNVR, saham Unilever Indonesia (UNVR) hingga saham GOTO yang mendukung melesatnya IHSG keseluruhan.

Saham Unilever Indonesia (UNVR) berhasil menguat 255 poin atau mencatat kenaikan 17% ke level Rp1.750/saham usai sebanyak 238 juta saham ditransaksikan. Adapun nilai transaksi saham UNVR hari ini mencapai Rp414 miliar.

Penutupan Saham UNVR pada Jumat 25 April 2025 (Sumber: Bloomberg)

Sedang saham GOTO berhasil menguat 4 poin atau mencapai kenaikan 5% ke level Rp84/saham usai sebanyak 3,96 miliar saham ditransaksikan. Adapun nilai transaksi saham GOTO hari ini mencapai Rp326 miliar.

Yang juga sama potensialnya, saham BBCA mencatatkan kenaikan 125 poin dengan menguat 1,47% ke posisi Rp8.600/saham. Nilai transaksi jual–beli saham BBCA mencapai 58 juta saham dengan nilai Rp502 miliar.

Adapun saham-saham konsumen primer lain juga mendukung IHSG i.a., saham PT Mandom Indonesia Tbk (TCID) melesat setinggi 7,89%, dan juga saham PT Formosa Ingredient Factory Tbk (BOBA) yang sama menguat 5,81%.

Senada, saham–saham teknologi juga turut menguat, saham PT Distribusi Voucher NusantaraTbk (DIVA) melesat 21,2%, saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) melejit 7,14%. Serta, saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (MTEK) menguat 5,94%.

Saham-saham LQ45 juga melaju kencang antara lain, saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) melesat 7,87%, dan saham PT Ciputra Development Tbk (CTRA) terbang 6,32%.

Saham PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES) terapresiasi 5,01%, dan saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) mencatat kenaikan 4,89%.

Tren positif juga terjadi pada saham LQ45 berikut, saham PT Indah Kiat Pulp and Paper Corp Tbk (INKP) menguat 4,46%, saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dengan kenaikan 4,35%. Saham PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) terapresiasi 4,33%.

Adapun sentimen yang membuat melesatnya saham UNVR datang dari fundamental Perusahaan, Unilever melangsungkan kenaikan harga untuk pertama kalinya dalam dua tahun, dan kemungkinan akan terus melakukannya pada kuartal-kuartal mendatang di saat volume penjualan masih lemah.

Hal tersebut dipaparkan langsung oleh Analis Bahana Sekuritas yang menyebut pertumbuhan harga dasar (Underlying Price Growth/UPG) untuk produk UNVR ada kenaikan sebesar 1,3% secara tahunan (year–on-year/YoY) pada Kuartal I-2025, sementara pertumbuhan volume kuartalan (Underlying Volume Growth/UVG) melemah -7,8% YoY.

“Langkah ini mencerminkan upaya UNVR untuk mengimbangi penurunan volume penjualan dan menjaga tingkat margin, sambil tetap berhati-hati dalam menjaga daya saing harga,” terangnya.

Secara keseluruhan, laba UNVR tertekan 15% YoY sementara pangsa pasar terus melemah, turun menjadi 32,8% pada Kuartal I-2025 dari sebelumnya mencapai 34,7% pada Desember 2024.

Namun demikian pandangan Bahana Sekuritas, meskipun harga saham telah menguat 50% dari titik terendahnya, rekomendasi Sell tetap disematkan saham UNVR tidak berubah dengan Target Harga (TP) di Rp1.300/sagan, berdasarkan estimasi laba per saham (EPS) 2025 sebesar Rp98 dan target rasio P/E sebesar 13,5x (setara dengan -2 standar deviasi dari rata-rata P/E lima tahun).

(fad)

No more pages