Logo Bloomberg Technoz

"Setelah koreksi dalam di awal bulan, investor mulai kembali masuk ke saham-saham dengan fundamental kuat, termasuk BCA," jelasnya.

Terkait kinerja, BCA mempertahankan target pertumbuhan kredit di kisaran 6%–8%, meskipun hingga Maret 2025 pertumbuhan kredit secara tahunan (year-on-year) tercatat 13,9 persen, terutama didorong oleh segmen korporasi. 

Menurut Jahja, pertumbuhan kuat secara tahunan mencerminkan momentum pemulihan dari tahun sebelumnya, namun secara kuartalan masih sejalan dengan proyeksi awal perseroan.

Sementara itu, BCA juga mencatat efisiensi operasional yang signifikan. Cost to income ratio bank berada di level 28,6%, angka yang disebut Jahja sudah setara dengan standar global untuk perbankan. 

Dari sisi transaksi, BCA mencatat bahwa kanal digital mendominasi dengan kontribusi hingga 98% dari total volume transaksi. Mobile banking mencatat pertumbuhan transaksi per pengguna sebesar 25-26% secara tahunan.

Menanggapi pertanyaan mengenai dampak tarif ekspor-impor AS terhadap kinerja perbankan, Jahja mengatakan pihaknya masih akan memantau dampaknya secara hati-hati, terutama pada sektor-sektor ekspor seperti furnitur, perikanan, dan tekstil. 

Ia juga menyebut pemerintah tengah merancang strategi negosiasi dagang agar dampaknya bisa diminimalisasi. 

"Kita tidak akan langsung mengurangi kredit atau menarik pembiayaan dari sektor-sektor terkait. Kami akan lihat dulu bagaimana arah kebijakan dan respons pemerintah," ujarnya.

Secara keseluruhan, manajemen BCA menegaskan bahwa fokus utama tetap pada menjaga kualitas kredit, likuiditas yang sehat, dan pertumbuhan yang berkelanjutan di tengah dinamika global yang belum sepenuhnya stabil.

(dhf)

No more pages