Jika dibandingkan dengan kinerja realisasi belanja negara pada Maret 2024 yang sebesar Rp611,9 triliun, angka terkini menyusut 32,4%. Dengan rincian, belanja non-K/L meningkat, sementara belanja K/L merosot.
Sementara itu, realisasi transfer ke daerah tercatat Rp207,1 triliun, atau meningkat 12,3% dibanding realisasi tahun lalu, yakni Rp184,32 triliun.
Pada Maret 2025, kondisi keseimbangan primer anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) mengalami surplus Rp17,5 triliun. Angka ini jauh lebih rendah dibanding periode yang sama tahun lalu, yakni mencatat surplus mencapai Rp122,09 triliun.
Alhasil, defisit anggaran pada Maret 2025 telah mencapai Rp104,2 triliun atau 16,9% dari APBN dan 0,43% terhadap produk domestik bruto (PDB). Angka ini jauh lebih besar dibanding kondisi defisit anggaran pada Maret 2024 yang tercatat hanya Rp83,97 triliun.
Pembiayaan anggaran tercatat menembus angka Rp250 triliun pada tiga bulan pertama tahun ini, atau 40,6% dari APBN. Angka ini juga melonjak dibanding realisasi pembiayaan utang periode yang sama tahun lalu, yakni Rp83,97 triliun atau 16,06% dari APBN.
(lav)




























