Kenaikan harga emas dipicu oleh kecemasan investor terhadap prospek ekonomi global. Kebijakan perdagangan, terutama di Amerika Serikat (AS), kian mengarah ke proteksionistik.
Pekan lalu, Presiden AS Donald Trump meneken aturan pengenaan tarif bea masuk sebesar 25% terhadap impor kendaraan bermotor. Tarif baru ini berlaku mulai 3 April.
“Apa yang kami lakukan adalah mengenakan tarif 25% terhadap seluruh mobil yang tidak dibuat di AS,” tegas Trump, sebagaimana diwartakan Bloomberg News.
Will Scharf, Kepala Staf Kepresidenan AS, mengungkapkan tarif bea masuk baru ini akan membuat Negeri Adikuasa mendapatkan tambahan penerimaan negara sebesar US$ 100 miliar.
Perkembangan ini tentu memantik reaksi. Uni Eropa, misalnya, akan mengambil langkah terhadap kebijakan tarif AS. Ursula von der Leyen, Presiden Komisi Uni Eropa, menegaskan pihaknya akan mempertahankan kepentingan ekonomi Benua Biru sembari mencari solusi diplomatik.
Sementara Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba menyatakan pemerintahannya tidak mengesampingkan aksi balasan terhadap kebijakan AS. Sedangkan pemerintah Korea Selatan akan mengeluarkan kebijakan darurat untuk membantu industri otomotif.
Sepertinya Perang Dagang Jilid II sudah dimulai. Dipicu oleh kebijakan AS, negara-negara lain pun akan memperketat impor melalui kebijakan fiskal, yaitu menaikkan tarif bea masuk dan memberlakukan berbagai pungutan (levy).
Jika terus berlangsung, maka arus perdagangan dunia akan terpukul. Pada gilirannya, laju pertumbuhan ekonomi dunia akan melambat.
Dalam situasi penuh gejolak dan ketidakpastian seperti ini, emas memang biasanya menjadi pilihan pelaku pasar. Maklum, emas selama ini dikenal sebagai aset yang dipandang aman (safe haven asset).
Analisis Teknikal
Lalu bagaimana proyeksi harga emas untuk hari ini? Berapa saja target yang perlu diwaspadai pelaku pasar?
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas nyaman di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 71,89.
RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang berada di posisi bullish. Namun hati-hati, karena RSI di atas 70 juga menjadi pertanda sudah jenuh beli (overbought).
Sementara indikator Stochastic RSI ada di 74,14. Menempati area beli (long) yang bahkan cukup kuat.
Akan tetapi, sepertinya investor patut waspada dengan risiko koreksi harga emas. Sebab, kenaikannya memang sudah begitu tinggi. Harga emas akan selalu dihantui oleh risiko koreksi.
Ada kemungkinan harga emas akan menguji support di US$ 3.066/troy ons yang merupakan Moving Average (MA) 5. Jika tertembus, maka MA-10 di US$ 3.048/troy ons bisa menjadi target selanjutnya.
Adapun target resisten ada di US$ 3.084/troy ons. Penembusan di titik ini berpotensi mengangkat harga emas ke arah US$ 3.088/troy ons.
(aji)

































