Meskipun begitu, Okki menegaskan bahwa BNI akan mendukung program tersebut karena sejalan dengan amanat pendiri bank pelat merah itu.
"Dukungan BNI sejalan dengan amanat pendiri BNI, yaitu R.M. Margono Djojohadikusomo yang ingin membangun negeri ini. Dengan melalui koperasi dan mengoptimalkan peran ekonomi desa untuk pembangunan perekonomian nasional yang lebih kuat dan kokoh," pungkas Okki.
Diketahui, pemerintah menerbitkan kebijakan ambisius dengan membangun Koperasi Desa Merah Putih pada 70.000-80.000 desa se-Indonesia.
Pemerintah merancang tiga model pembangunan Koperasi Desa Merah Putih, yaitu membangun koperasi baru, merevitalisasi koperasi yang sudah ada, atau membangun serta mengembangkan koperasi dengan berbagai model.
Rencananya, pemerintah meminta bank BUMN atau Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) untuk memberikan pinjaman kepada tiap koperasi desa. Nilainya sekitar Rp3 miliar - Rp5 miliar. Tiap koperasi yang mendapat pinjaman Himbara akan membayar cicilan pendanaan tersebut selama periode 3-5 tahun.
Pendanaan dari Himbara itu akan menjadi modal awal koperasi desa. Nantinya, dana itu akan menjadi modal pembiayaan enam outlet koperasi desa yaitu gudang, cold storage, kantor koperasi, apotek desa, klinik desa dan unit simpan pinjam.
Tujuannya dibentuk koperasi desa adalah untuk memutus mata rantai permainan tengkulak. Sebab, koperasi desa akan menyerap seluruh produk petani dan masyarakat desa. Harga yang ditawarkan pun wajar bagi setiap produk yang dijual masyarakat.
Selain itu, koperasi desa juga bertujuan untuk menjadi wadah simpan pinjam bagi petani dan terbebas dari pinjaman online.
(lav)

































