Oleh karena itu, mereka meningkatkan rating BBNI dan Bank Rakyat Indonesia (BBRI) menjadi overweight, serta Bank Mandiri (BMRI) ke ‘neutral’ dari sebelumnya underweight.
JP Morgan menetapkan target harga saham BBNI di level Rp4.600/saham sampai akhir 2025, mencerminkan potensi kenaikan dari harga saat ini yang berada di Rp4.030.
Meski masih ada tantangan dalam hal likuiditas perbankan dan tekanan biaya dana (cost of fund), BBNI dinilai memiliki prospek positif seiring dengan upaya perbaikan struktur kredit dan optimalisasi pendapatan berbasis komisi.
“Kami percaya BBNI berada pada tahap awal perbaikan fundamental, termasuk dalam memperkuat basis pendanaan dan meningkatkan return on equity (RoE)” tulis hasil riset analis Harsh Wardhan Modi, JP Morgan Sekuritas.
Namun, mereka juga mengingatkan bahwa proses ini membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit, sehingga rasio efisiensi (cost-to-income ratio) BBNI masih berpotensi berada di level tinggi dalam beberapa waktu ke depan.
Dari sisi valuasi, saham BBNI saat ini diperdagangkan di harga 7,2 kali estimasi price-to-earnings ratio (PER) 2025 dan 0,89 kali price-to-book value (PBV), dengan proyeksi RoE sebesar 12,7% pada 2025. Angka ini menunjukkan bahwa saham BBNI saat ini berada pada valuasi yang menarik dibandingkan rata-rata historisnya.
Meski ada peningkatan rekomendasi, JP Morgan tetap mencermati beberapa risiko yang bisa mempengaruhi pergerakan saham BBNI, termasuk ketatnya likuiditas, kemungkinan perlambatan pertumbuhan kredit, dan tekanan terhadap margin bunga bersih (net interest margin/NIM).
Namun, mereka tetap yakin bahwa valuasi saat ini sudah mencerminkan sebagian besar risiko tersebut.
(dhf)






























