Logo Bloomberg Technoz

Karena sifat kripto yang terdesentralisasi, transaksi dapat dilakukan tanpa perlu melewati bank atau otoritas keuangan yang dapat membekukan atau menghalangi pergerakan dana. Namun, beberapa penyedia stablecoin seperti Tether masih memiliki kewenangan untuk membekukan dompet yang masuk dalam daftar sanksi.  

Taktik Peretasan ByBit

Dalam kasus ByBit, Lazarus Group diduga menggunakan taktik rekayasa sosial untuk mengelabui karyawan bursa agar menandatangani transaksi yang mereka kira sebagai transfer rutin.

Namun, alih-alih transfer biasa, transaksi tersebut justru memungkinkan peretas mengubah bahasa kontrak dan mengambil alih dompet yang menyimpan dana nasabah.  

Meski detail pasti mengenai metode yang digunakan masih belum diketahui, kasus ini kembali menegaskan betapa rentannya banyak bursa kripto terhadap serangan semacam ini.

Pada akhirnya, manusia sering kali menjadi titik lemah dalam sistem keamanan. Begitu dana dicuri, pemulihannya hampir mustahil dilakukan. Ironisnya, dompet dingin ByBit diberi nama Genesis SAFE, yang ternyata tidak cukup “aman” jika karyawan bisa tertipu untuk menandatangani transaksi berbahaya.  

Kesulitan Melacak Dana Curian

Meskipun ada berbagai cara untuk menghambat konversi dana curian menjadi uang tunai, Korea Utara telah menemukan celah dengan menggunakan layanan pencampuran yang menyamarkan asal dan tujuan dana. Negara ini terus menyimpan puluhan juta dolar dalam bentuk aset digital yang telah dicuri selama bertahun-tahun, menunggu kesempatan yang tepat untuk mencairkannya.  

Para pengamat kripto melihat serangan ini sebagai bukti perlunya regulasi yang lebih ketat. Berbeda dengan mata uang fiat, yang pergerakannya diawasi oleh jaringan perbankan global dan tunduk pada peraturan seperti anti pencucian uang (AML) dan verifikasi identitas (KYC), aset kripto memungkinkan transaksi yang lebih anonim dan sulit dilacak.  

Namun, pendukung kripto berpendapat bahwa risiko seperti ini merupakan bagian dari sifat desentralisasi aset digital. Layanan pencampuran kripto dianggap sebagai alat penting bagi mereka yang ingin menjaga privasi finansial, termasuk individu kaya atau kelompok yang berisiko menjadi target kejahatan.

Bisa dipastikan, Kim Jong Un setuju dengan gagasan ini—dan bahkan Donald Trump, yang kini terlibat dalam dunia kripto dengan memecoin miliknya sendiri, tampaknya memiliki pandangan yang simpatik terhadap industri ini.  

CEO ByBit, Ben Zhou, dalam pernyataan pada Senin (24/2/2025) mengonfirmasi bahwa perusahaannya telah memperoleh dana baru untuk menutupi kerugian tersebut. Ia juga menegaskan bahwa semua permintaan penarikan tetap dapat diproses. 

Namun, pernyataan semacam ini mengingatkan publik pada kasus-kasus sebelumnya di mana bursa lain memberikan jaminan serupa sebelum akhirnya mengalami kebangkrutan. 

Sebagai langkah mitigasi, ByBit menawarkan hadiah sebesar 10% bagi siapa pun yang dapat mengembalikan dana yang dicuri. Namun, para peneliti keamanan mengungkapkan bahwa 10% dari dana tersebut telah dicuci dan kemungkinan besar tidak dapat dipulihkan.

(prc/wep)

No more pages