Logo Bloomberg Technoz

Bahlil Tahan Ekspor Listrik ke Singapura, Investasi Rawan Cedera

Redaksi
13 February 2025 16:00

Pegolf bermain pada malam hari di Lapangan Golf Marina Bay di Singapura pada 2021./dok. Bloomberg
Pegolf bermain pada malam hari di Lapangan Golf Marina Bay di Singapura pada 2021./dok. Bloomberg

Bloomberg Technoz, Jakarta – Sikap Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dalam menahan ekspor listrik bersih ke Singapura dinilai dapat membawa ketidakpastian terhadap iklim investasi di sektor energi baru terbarukan (EBT) bagi Indonesia.

Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengatakan Indonesia sebenarnya sudah memiliki komitmen untuk mengirim listrik bersih ke Singapura dan menerbitkan conditional approval untuk beberapa perusahaan sejak 2023.

“Apa yang disampaikan Menteri ESDM tidak sesuai realitas di lapangan. Ini sudah berproses hampir tiga tahun. Sudah ada dan target [pengiriman listrik] pertamanya 2027 ya, memang berproduksi,” ujarnya saat dihubungi, Kamis (13/2/2025). 

Ikon Singapura (Dok: Bloomberg)

Pendirian Bahlil untuk menunda ekspor listrik bersih ke Singapura, dengan alasan tidak adanya timbal balik investasi dari Negeri Singa, justru dinilai memberikan sinyal ketidakpastian investasi.

“Bayangkan, itu sudah disepakati antara Menteri Singapura dan Menko Marves, waktu itu Pak Luhut Pandjaitan. Sudah dibahas antarmenteri, antara Presiden Jokowi dan waktu itu dengan Presiden Singapura yang sebelumnya,” kata Fabby.