Meninggalkan kerja sama dengan Honda merupakan pertaruhan besar bagi Nissan, di mana jajaran produknya yang sudah ketinggalan zaman memaksanya untuk mengobral diskon besar-besaran, sehingga memangkas keuntungannya.
Produsen mobil, yang akan melaporkan laba kuartal III-2024 pekan depan, ini mengumumkan penurunan laba bersih sebesar 94% untuk semester pertama. Sehingga, mereka harus memberhentikan 9.000 pekerja dan mengurangi seperlima kapasitas produksinya.
Situasi keuangan yang genting ini sepertinya tidak akan menarik banyak calon pelamar. Jika tidak menemukan mitra untuk membantunya bangkit kembali setelah mengakhiri sebagian kemitraan strategisnya yang kompleks selama 25 tahun dengan Renault SA, Nissan mungkin akan membutuhkan penyelamatan, seperti yang terjadi pada produsen mobil asal Prancis tersebut.
Kemarin, Rabu (5/2/2025), Nissan dan Honda mengonfirmasi bahwa mereka masih mendiskusikan berbagai opsi, termasuk kemungkinan mengakhiri pembicaraan kesepakatan.
Honda sudah melontarkan gagasan untuk mengakuisisi Nissan dan menjadikannya anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki. Narasumber itu mengungkapkan, ide tersebut ditentang keras oleh perusahaan mobil Jepang yang lebih kecil itu. Tingkat investasi pun menjadi masalah kritis.
Honda juga menjadikan restrukturisasi operasional Nissan sebagai prasyarat untuk setiap transaksi. Namun, selain memangkas beberapa pekerja dan produksi, Nissan belum melakukan banyak hal. Misalnya, produsen itu tidak berencana menutup pabrik mana pun, yang mungkin membuat Honda kesal karena mereka menginginkan perubahan besar-besaran.
Berdasarkan nota kesepahaman perusahaan pada 23 Desember, mengakhiri diskusi eksklusif dengan Honda akan membuat kedua belah pihak bisa membatalkan negosiasi tanpa harus membayar biaya pembatalan yang besar sebesar ¥100 miliar (US$657 juta).
Dewan direksi Nissan mendesak CEO Makoto Uchida dan para manajer senior lain untuk mengembangkan rencana restrukturisasi yang lebih komprehensif secara paralel bersamaan dengan diskusi dengan calon mitra baru yang potensial.
Tujuannya ialah menghasilkan perombakan yang jauh lebih mendalam tepat waktu pada 13 Februari, saat pembuat Altimas dan Pathfinders dijadwalkan melaporkan laporan keuangan triwulanan. Saat itulah dewan direksi akan bertemu untuk meresmikan keputusannya. Honda juga melaporkan pendapatan kuartal ketiganya pada hari itu.
Nissan telah berjuang untuk bangkit kembali sejak terjadi penangkapan dan pemecatan mantan Ketua Carlos Ghosn pada tahun 2018 atas tuduhan tidak melaporkan kompensasi.
Hal ini menjungkirbalikkan aliansi Nissan dengan Renault dan penyelesaian masalah berikutnya memicu eksodus manajemen puncak, sehingga mengurangi ruang untuk fokus pada bisnis penjualan mobil yang sebenarnya.
Cakupan krisis keuangan Nissan menjadi jelas bagi masyarakat luas pada November, ketika produsen mobil ini juga memangkas panduan laba tahunannya sebesar 70%.
Setiap rencana restrukturisasi baru harus melampaui angka-angka tersebut. "Penurunan pendapatan lebih lanjut mungkin terjadi di Nissan," kata analis Citigroup Inc, Arifumi Yoshida. "Langkah restrukturisasi tambahan sangat penting."
Terlepas dari kesulitannya, operasional manufaktur Nissan yang luas dan nama mereknya yang terkenal tetap menjadi daya tarik.
Hon Hai Precision Industry Co, produsen iPhone yang dikenal sebagai Foxconn, mendekati Nissan untuk mengakuisisi saham perusahaan tersebut pada Desember, tetapi akhirnya mengurungkan niatnya ketika mengetahui bahwa produsen mobil Jepang tersebut sedang bernegosiasi untuk melakukan merger dengan Honda.
Foxconn diketahui sedang mencoba rencana untuk memproduksi kendaraan listrik yang dialihdayakan.
Namun, produsen kontrak elektronik tersebut tidak menyerah begitu saja. Narasumber yang mengetahui masalah tersebut membeberkan, Foxconn memilih untuk menunggu apakah keduanya bisa mencapai perkembangan yang legal menuju kesepakatan sebelum memutuskan langkah selanjutnya.
(bbn)

































