Pada 2024, Trump kembali mencalonkan diri menjadi presiden AS, dan berhasil mengalahkan Kamala Harris. Trump pun kini resmi dilantik sebagai Presiden AS ke-47, menjadikannya salah satu dari sedikit presiden dalam sejarah Amerika yang memegang jabatan dalam dua periode tidak berurutan.
Kehidupan Keluarga

Donald Trump menikah tiga kali dan memiliki lima anak. Istrinya saat ini, Melania Trump, adalah mantan model asal Slovenia yang menjadi Ibu Negara selama periode pertama kepresidenannya dan akan kembali menduduki posisi tersebut.
Anak tertua dari pernikahan Trump dengan Ivana Trump, Donald Trump Jr., adalah wajah publik dari Trump Organization bersama adiknya, Eric. Sebagai pengusaha dan tokoh politik, Don Jr. sering menjadi pembela vokal ayahnya di media dan dalam kampanye politik. Ivanka Trump, anak kedua Ivana, adalah mantan model yang kemudian beralih ke dunia bisnis dan politik.
Sebelum bergabung dengan pemerintahan ayahnya sebagai penasihat senior selama periode pertama kepresidenannya, Ivanka memimpin lini fashion yang sukses. Ia dikenal karena perannya dalam isu pemberdayaan perempuan dan keluarga.
Eric Trump, sebagai anak bungsu dari pernikahan Trump dengan Ivana, mengelola Trump Organization bersama Don Jr. Eric juga aktif dalam kegiatan filantropi, termasuk melalui Eric Trump Foundation yang mendukung perawatan anak-anak penderita kanker. Anak keempat Trump, Tiffany Trump, merupakan anak dari pernikahannya dengan aktris Marla Maples. Ia menjalani kehidupan yang lebih jauh dari sorotan dibandingkan saudara-saudaranya.
Tiffany menyelesaikan pendidikan hukum di Georgetown University dan sesekali tampil dalam acara keluarga besar Trump. Perempuan ini dikenal lebih independen dari bisnis keluarga, meskipun tetap mendukung ayahnya dalam beberapa kesempatan publik.
Barron Trump, anak bungsu Trump dan merupakan anak hasil pernikahan dengan Melania, adalah sosok yang jarang muncul di media. Melania diketahui sangat menjaga privasi anaknya.
Kasus Hukum yang Membayangi

Menjelang hari pelantikan, Trump menghadapi beberapa kasus hukum yang menjadi sorotan.
- Kasus Uang Tutup Mulut di New York
Pada Maret 2023, Jaksa Wilayah Manhattan, Alvin Bragg, mendakwa Trump dengan 34 tuduhan pemalsuan catatan bisnis terkait pembayaran uang tutup mulut kepada bintang film dewasa, Stormy Daniels. Pada Januari 2025, Hakim Juan Merchan menjatuhkan vonis bersalah namun memberikan "unconditional discharge," yang berarti Trump tidak akan menjalani hukuman penjara atau denda. Meskipun demikian, catatan kriminal tetap ada dalam rekam jejaknya. - Kasus Konspirasi Pemilu Federal
Departemen Kehakiman AS pada Agustus 2023 mendakwa Donald Trump dengan tuduhan berkonspirasi untuk membalikkan kekalahannya dalam pemilu 2020 dan menghasut kerusuhan di Gedung Capitol AS, yang berpotensi membuat Trump menghadapi hukuman penjara selama puluhan tahun. Namun, kasus yang dipimpin oleh Penasihat Khusus Jack Smith ini mengalami berbagai penundaan di pengadilan dan mendapat pukulan telak setelah Mahkamah Agung memutuskan terkait imunitas presiden. - Kasus Dokumen Rahasia
Pada Juni 2023, Jaksa Khusus Jack Smith mendakwa Trump atas dugaan penyalahgunaan dokumen rahasia yang ditemukan di Mar-a-Lago. Namun, pada November 2024, Smith meminta penundaan proses banding terkait kasus ini setelah kemenangan Trump dalam pemilihan presiden, sesuai kebijakan Departemen Kehakiman yang melarang penuntutan terhadap presiden yang sedang menjabat. - Kasus Pemilu Georgia
Trump dan 18 sekutunya didakwa pada 2023 atas dugaan konspirasi untuk membatalkan hasil pemilu 2020 di Georgia. Proses hukum ini terhenti setelah pengadilan banding mendiskualifikasi jaksa wilayah yang menangani kasus tersebut karena konflik kepentingan. Kasus ini dapat dilanjutkan di bawah jaksa baru, namun statusnya masih menunggu keputusan lebih lanjut.
(del/hps)