Logo Bloomberg Technoz

Rupiah & Baht Pimpin Pelemahan Mata Uang Asia, Dolar AS Bangkit

Tim Riset Bloomberg Technoz
07 May 2024 09:55

Ilustrasi rupiah. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Ilustrasi rupiah. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah dibuka di kisaran sempit dalam pembukaan perdagangan hari ini, Selasa (7/5/2024), masih di kisaran di atas Rp16.000/US$ di tengah indeks dolar Amerika kembali bangkit di rentang yang terbatas, juga arus beli yang masih berlanjut di pasar surat berharga negara (SBN).

Rupiah spot dibuka melemah di Rp16.068/US$ dan setelah itu bergerak di kisaran Rp16.063/US$. Tekanan yang berlangsung di awal perdagangan masih berlanjut sampai kini, di tengah pergerakan mayoritas mata uang Asia yang juga tertekan oleh the greenback. Indeks dolar AS kemarin ditutup menguat tipis dan pagi ini bergerak semakin naik 0,14% ke kisaan 105,19.

Rupiah masih menjadi mata uang Asia dengan pelemahan terdalam sejauh ini 0,20%, disusul oleh baht Thailand 0,13%, yuan China 0,12%, juga dong Vietnam yang melemah 0,1%. Sementara won Korea Selatan bergerak menguat sendirian sejauh ini meski tipis hanya 0,09%.

Rupiah tertekan lebih karena sentimen global yang masih memperhitungkan lagi potensi penurunan bunga acuan Federal Reserve tahun ini. Pernyataan beberapa pejabat The Fed kelihatan ditanggapi sebagai sinyal hawkish. Mengacu pasar swap, ekspektasi penurunan bunga The Fed pada September menurun dan bergeser ke November dengan probabilitas 43,6%, dan pada Desember sebesar 32,6%.

Gubernur The Fed Richmond, Thomas Barkin, mengatakan bahwa suku bunga tinggi akan memperlambat ekonomi lebih lanjut dan bisa membawa inflasi Amerika ke target 2%. Gubernur The Fed New York John Williams, dalam kesempatan berbeda, bilang bahwa pada akhirnya akan ada penurunan suku bunga--namun keputusan mengenai kapannya akan bergantung pada keseluruhan data.

Secara teknikal nilai rupiah berpotensi melemah, dengan potensi koreksi terbatas di antara area Rp16.040-Rp16.060/US$, dengan support terkuat Rp16.100/US$.

Sementara trendline terdekat pada time frame daily menjadi resistance psikologis potensial pada level Rp16.000/US$. Kemudian, target penguatan optimis lanjutan untuk dapat menguat ke level Rp15.980/US$.

Selama nilai rupiah bertengger di atas Rp16.020/US$, maka masih ada potensi untuk melemah. Sebaliknya, apabila terjadi penguatan hingga di bawah Rp16.000/US$ dalam tren jangka pendek maka nilai rupiah berpotensi terus menguat hingga menuju Rp15.950/US$.

Aksi beli pecah rekor

Tekanan yang masih dihadapi oleh rupiah pagi ini berlangsung ketika arus beli di pasar SBN masih berlanjut setelah pada 3 Mei lalu asing mencetak net buy tertinggi sejak awal Januari, dengan memborong SBN senilai US$236,3 juta.

Pagi ini, pergerakan yield SBN masih bergeser turun untuk beberapa tenor. Tenor 10Y bahkan saat ini semakin landai menyentuh 6,89%. Lalu tenor 2Y di 6,86%. SBN tenor 20Y juga turun ke 6,94%.

Dalam lelang sukuk negara (SBSN) kemarin, animo pemodal juga naik dengan incoming bids mencapai Rp16 triliun. Meski pemerintah akhirnya menyerap di bawah target indikatif yaitu Rp7,025 triliun dari target Rp10 triliun, namun nilai itu sudah lebih baik dibanding lelang sukuk sebelumnya.