Logo Bloomberg Technoz

Kim "secara pribadi telah merintis jalan yang tak pernah dilalui sebelumnya untuk mengembangkan dan menyempurnakan senjata ultra-modern dengan tekadnya yang tak tergoyahkan dan energinya yang tak pernah habis," lapor Kantor Berita Pusat Korea.

"Senjata semacam ini harus sangat responsif karena merupakan salah satu senjata pertama yang akan Anda gunakan dalam konflik, itulah sebabnya mengapa RRDK sangat senang dengan senjata berbahan bakar padat," kata Decker Eveleth, asisten peneliti pascasarjana di Pusat Studi Nonproliferasi James Martin, yang menyebut Korea Utara dengan nama resminya.

Rudal yang diluncurkan pada Selasa itu terbang sekitar 600 kilometer (375 mil), menurut Kepala Staf Gabungan Korea Selatan, dan tampaknya terkait dengan mesin baru untuk sistem rudal hipersonik yang diuji coba oleh Korea Utara sekitar sebulan yang lalu.

Korea Utara memiliki kebiasaan melakukan provokasi yang bertepatan dengan pemilihan umum di Korea Selatan, dan peluncuran rudal ini dilakukan sebelum pemungutan suara untuk parlemen baru pada 10 April.

Rezim Kim telah mengecam pemerintahan Presiden Korsel konservatif saat ini, Yoon Suk Yeol, yang telah mengambil garis keras terhadap Pyongyang, dan peluncuran terbaru ini menjadi pengingat akan ancaman Korea Utara terhadap keamanan.

Korea Utara terakhir kali menguji coba rudal balistik jarak menengah pada Januari. Rudal semacam ini dibuat untuk terbang cukup jauh untuk menghantam seluruh Jepang, tempat AS memiliki puluhan ribu tentara.

Rudal ini juga dapat mencapai fasilitas militer AS di Guam, tempat Pentagon mengatakan bahwa di sana terdapat salah satu gudang amunisi terbesar di dunia.

(bbn)

No more pages