Logo Bloomberg Technoz

Pada pertemuan sebelumnya, The Fed mempertahankan kisaran target untuk suku bunga Fed Funds pada level tertinggi 22 tahun 5,25% – 5,5% untuk kedua kalinya berturut-turut di bulan November, mencerminkan fokus berkelanjutan pembuat kebijakan untuk mengembalikan inflasi ke target 2% sambil menghindari pengetatan moneter yang berlebihan.

Pertanyaannya, apakah The Fed akan mencoba meredam ekspektasi pelonggaran kebijakan setelah investor melakukan penyesuaian kembali yang agresif dan dovish?

"Ada banyak hal yang akan datang dalam beberapa hari ke depan, yang dapat menentukan bagaimana pasar mengakhiri tahun ini dan memulai 2024," kata Craig Erlam di Oanda, seperti yang diwartakan Bloomberg News.

"Keputusan The Fed pada hari Rabu kemungkinan besar tidak akan kontroversial, tetapi proyeksi, dot plot, dan konferensi pers yang menyertainya mungkin saja begitu,” tambahnya.

Tim Research Phillip Sekuritas Indonesia memaparkan, setelah penurunan Tingkat Pengangguran AS telah memperkuat pandangan bahwa ekonomi AS akan berhasil melakukan perlambatan (soft-landing) dan terhindar dari resesi. Investor juga mengantisipasi rilis data Inflasi AS nanti malam yang dapat memperkuat atau mematahkan harapan pasar mengenai penurunan suku bunga acuan di AS di awal tahun depan. 

“Namun sentimen dan arah pergerakan pasar minggu ini akan ditentukan oleh berbagai peristiwa penting di negara-negara maju yang meliputi pertemuan kebijakan Bank Sentral AS (Federal Reserve), Bank Sentral Inggris (Bank of England), Bank Sentral Eropa (European Central Bank), Bank Sentral Swiss (Swiss National Bank) dan Bank Sentral Norwegia (Norges bank),” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.

Dari regional, investor juga mengikuti perkembangan ekonomi China di mana para pemimpin sepakat pada pertemuan tahunan mereka minggu lalu mendongkrak Belanja Pemerintah sebagai upaya untuk menopang pertumbuhan ekonomi meskipun tidak ada penjelasan rinci mengenai perubahan kebijakan apa yang akan diambil.

Meski ekonomi China tumbuh sekitar 5% tahun ini, sesuai target sebelumnya, pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19 ternyata tidak berumur panjang sehingga perlambatan ekonomi diramalkan akan terjadi tahun depan.

Dari dalam negeri, Penjualan Ritel tumbuh 2,4% secara tahunan di bulan Oktober, lebih cepat dari pertumbuhan 1,5% pada bulan sebelumnya. Ini menandakan kenaikan Penjualan Ritel selama lima bulan berturut-turut dengan laju tercepat sejak bulan Juni.

Peningkatan kinerja Penjualan Ritel tersebut didorong oleh kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya serta kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Sementara itu, Penjualan Ritel untuk November 2023 diprakirakan akan meningkat. Hal itu tercermin dari Indeks Penjualan Riil November 2023 sebesar 209,4 atau tumbuh 2,9% dalam perhitungan tahunan. Angka ini lebih tinggi dibanding pertumbuhan Penjualan Ritel Oktober 2,4%.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG terkoreksi 1% ke 7.088 disertai dengan munculnya volume penjualan yang relatif tinggi. 

“Selama IHSG belum mampu untuk menembus 7.201 sebagai resistance terdekatnya, maka posisi IHSG saat ini diperkirakan sedang berada di awal wave (ii) dari wave [iii] pada skenario hitam, sehingga IHSG rawan melanjutkan koreksinya untuk menguji area terdekatnya di 7.032 hingga 6.987,” papar Herditya dalam risetnya pada Selasa (12/12/2023).

Bersamaan dengan risetnya, Herditya merekomendasikan saham-saham ANTM, GOTO, TOWR dan MAPA.

Kemudian, Analis Phintraco Sekuritas memaparkan, IHSG masih diyakini cenderung konsolidatif dalam rentang 7.050–7.100 di Selasa (12/12).

“IHSG melemah lebih dari 1% ke bawah level psikologis 7.100 (11/12). Secara teknikal, pelemahan tersebut dapat dikategorikan sebagai normal pullback seiring dengan terbentuknya death cross pada overbought area di Stochastic RSI. Dengan demikian, IHSG masih diyakini cenderung konsolidatif dalam rentang 7.050–7.100 di Selasa (12/12),” tulisnya.

Melihat hal tersebut, Phintraco merekomendasikan Buy on Support pada BBNI, BBCA, BBRI dan BMRI. Selanjutnya adalah AKRA, MTEL, INDF dan JPFA.

(fad)

No more pages