Logo Bloomberg Technoz

Daya Beli Terpukul, Pertumbuhan Ekonomi RI Bisa Tersandung

Ruisa Khoiriyah
02 November 2023 16:15

Ilustrasi Pasar Tradisional (Sumber: Dimas Ardian/Bloomberg)
Ilustrasi Pasar Tradisional (Sumber: Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pertumbuhan ekonomi Indonesia di ujung tahun ini terancam penurunan daya beli masyarakat. Daya beli semakin lemah akibat tekanan harga pangan dan pelemahan nilai rupiah yang memantik inflasi barang-barang impor. 

Pada Oktober lalu, inflasi inti Indonesia tercatat di angka 1,91% dibanding Oktober 2022 (year-on-year/yoy), terendah dalam hampir dua tahun terakhir. Angka inflasi inti tersebut juga sudah di bawah target Bank Indonesia (BI) yang dipatok di kisaran 2%-4% tahun ini.

Inflasi inti menjadi salah satu ukuran daya beli karena mengukur pergerakan harga barang-barang di luar makanan yang berfluktuasi (volatile food) dan harga barang yang diatur pemerintah (administered price).

Pelemahan inflasi inti hingga lebih kecil dari batas bawah target bank sentral, mengindikasikan konsumsi rumah tangga sudah mulai tertekan. Padahal konsumsi rumah tangga sejauh ini menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi RI setelah kelesuan ekonomi global telah menjatuhkan kinerja ekspor sejurus dengan penurunan harga komoditas global.

Pelemahan konsumsi rumah tangga bisa mengancam pertumbuhan ekonomi Indonesia di sisa tahun ini, apalagi sudah tidak ada adalah elemen pengungkit konsumsi seperti perayaan Lebaran yang pada kuartal II lalu telah melejitkan pertumbuhan ekonomi hingga mendekati 5,2%.