Pekan lalu, dokumen strategi keamanan nasional AS yang ditandatangani presiden menyatakan bahwa pemerintah Eropa "memiliki harapan yang tidak realistis terhadap perang tersebut."
Trump kembali mempertegas klaim tersebut pada Selasa.
"Saya memberikan pujian yang luar biasa kepada rakyat Ukraina dan militer Ukraina atas keberanian dan perjuangan mereka," ujarnya kepada Politico. "Namun, pada titik tertentu, ukuran akan menang, secara umum, dan ini adalah ukuran yang sangat besar," katanya, merujuk pada Rusia.
Keuntungan teritorial Moskwa di Ukraina diperoleh melalui biaya ekonomi dan manusia yang sangat besar. Menurut perkiraan Barat, lebih dari 1,5 juta tentara tewas atau terluka di kedua pihak.
Namun, hampir empat tahun sejak memulai invasi skala penuh, Presiden Rusia Vladimir Putin gagal menguasai sepenuhnya wilayah timur Donbas melalui perang yang dia rencanakan seharusnya berakhir dalam beberapa hari.
Pemerintah di seluruh benua mengucurkan dana dan modal politik dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk mendukung Kyiv, saat mereka berusaha mengatasi konflik yang telah mengubah arsitektur keamanan benua tersebut.
Trump menyinggung besarnya kekuatan militer Rusia sebagai faktor yang kemungkinan besar akan membantu negara tersebut memenangkan perang.
"Mereka kehilangan wilayah jauh sebelum saya datang ke sini," bebernya. "Mereka kehilangan seluruh jalur pantai, garis pantai yang luas. Mereka kehilangan banyak tanah dan itu tanah yang hilang itu sangat bagus. Anda tentu tidak akan mengatakan itu sebagai kemenangan."
Kanselir Jerman Friedrich Merz mengatakan beberapa elemen strategi keamanan baru AS tidak dapat diterima oleh Eropa. Dia menyarankan Trump agar menghindari pendekatan yang mementingkan diri sendiri.
"Ini menegaskan penilaian saya bahwa kita di Eropa, dan oleh karena itu juga di Jerman, harus menjadi jauh lebih independen dari AS dalam hal kebijakan keamanan," tegas Merz pada Selasa.
Perpecahan ini telah berlangsung selama berbulan-bulan.
Serangan awal terjadi pada Februari, ketika Wakil Presiden JD Vance menyampaikan pidato pedas di Konferensi Keamanan Munich tentang kegagalan demokrasi di benua Eropa yang mengejutkan para pejabat benua tersebut.
Merz menjelaskan bahwa pidato tersebut mendorong Jerman, negara yang kebijakan luar negerinya sangat terkait dengan hubungan transatlantik, memperluas militernya secara besar-besaran.
"Pidato itu memang memicu sesuatu dalam diri saya, dan Anda bisa melihat hasilnya hari ini dalam anggaran pertahanan kita," ungkapnya.
Pemerintah Eropa berusaha menyelamatkan hubungan transatlantik dengan meningkatkan anggaran. Pada Juni, mereka menyetujui tuntutan Trump untuk meningkatkan anggaran pertahanan mereka secara tajam menjadi 5% dari PDB dalam KTT NATO di Den Haag. Trump tampak antusias dan seolah-olah kembali berkomitmen pada aliansi militer tersebut.
"NATO memanggil saya Ayah," ujar presiden kepada Politico.
Namun, dia kemudian meremehkan sekutu-sekutunya. Sebagian besar negara Eropa "sedang mengalami kemunduran," kata Trump. "Mereka seharusnya khawatir dengan apa yang mereka lakukan pada negara mereka."
Pada masa jabatan keduanya, pemerintahan Trump memperjuangkan cita-cita peradaban Barat, menggambarkan Eropa sebagai pertanda yang dilihatnya sebagai konsekuensi migrasi.
Presiden Dewan Eropa Antonio Costa menanggapi kritik pedas Trump terhadap benua Eropa. "Yang tidak dapat kita terima adalah ancaman campur tangan dalam kehidupan politik Eropa," katanya pada Selasa di Dublin. "AS tidak dapat menggantikan warga Eropa dalam menentukan partai mana yang baik atau buruk."
Mantan diplomat senior Uni Eropa, Josep Borrell melangkah lebih jauh. "Para pemimpin Eropa harus berhenti berpura-pura bahwa Trump bukanlah musuh kita," tegasnya. "Tegakkan kedaulatan Uni Eropa." Strategi keamanan nasional AS yang baru adalah "deklarasi perang politik terhadap Uni Eropa," tulisnya.
Presiden AS mengkritik Eropa di berbagai bidang, mengatakan bahwa negara-negara tersebut belum melakukan tugas yang memadai dalam menemukan perdamaian antara Rusia dan Ukraina.
"Mereka terlalu banyak bicara. Dan mereka tidak menghasilkan apa-apa," ucap Trump, yang telah berjanji akan mengakhiri perang dalam 24 jam setelah menjabat pada Januari. "Kita berbicara tentang Ukraina. Mereka banyak bicara, tapi tidak menghasilkan apa-apa. Dan perang terus berlanjut."
Pada Senin, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan para negosiator masih terbelah mengenai wilayah saat ia mengunjungi London dan Brussels untuk melakukan pembicaraan. Dia juga mengatakan perlu ada diskusi lebih lanjut mengenai jaminan keamanan AS.
"Yah, dia harus segera bertindak dan mulai menerima keadaan," kata Trump kepada Politico. "Anda tahu, ketika Anda kalah karena dia kalah."
(bbn)


































