“PNM terus berupaya membuka kesempatan bagi keluarga prasejahtera untuk hidup lebih baik. Kami percaya, usaha yang dibangun dengan pendampingan yang tepat dapat menjadi pijakan masa depan keluarga. Siapa tahu, usaha batik Bu Rantiyem kelak bisa menjadi warisan yang diteruskan oleh generasi berikutnya,” kata Dodot.

PNM telah memberdayakan lebih dari 22 juta perempuan prasejahtera melalui pembiayaan ultra mikro dan berbagai program pendampingan berkelanjutan. Kisah Ibu Rantiyem menjadi contoh nyata bahwa pemberdayaan tidak hanya soal akses modal, tetapi juga tentang membuka ruang bagi perempuan Indonesia untuk menghidupkan kembali mimpi serta menjaga warisan berharga dalam hidup mereka.

(tim)