Seperti yang diketahui, ITMG sendiri tercatat membukukan penurunan kinerja keuangan sepanjang paruh pertama 2025 akibat penurunan average selling price (ASP) batu bara yang lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk ITMG turun 29,51% menjadi US$90,98 juta pada semester I-2025, dibandingkan US$129,07 juta pada periode sama tahun lalu.
Penurunan tersebut sejalan dengan pelemahan pendapatan bersih yang terkoreksi 12,40% menjadi US$919,42 juta dari sebelumnya US$1,05 miliar. Mayoritas kontribusi masih berasal dari penjualan batu bara kepada pihak ketiga senilai US$897,16 juta, diikuti penjualan ke pihak berelasi sebesar US$10,77 juta dan jasa ke pihak ketiga senilai US$2,26 juta.
ASP batu bara rendah
Direktur ITMG Junius Prakarsa Darmawan menuturkan, pelemahan pendapatan sepanjang semester I-2025 tidak lepas dari tekanan harga jual batu bara di pasar global. Rata-rata harga jual (ASP) turun menjadi US$78 per ton pada semester I-2025, dari US$96 per ton pada periode yang sama tahun lalu.
“Pasar batu bara memang sedang dalam tekanan supply-demand. Hal itu berdampak pada harga jual kami,” jelasnya.
Untuk menyiasati kondisi tersebut, ITMG menempuh sejumlah strategi, antara lain mempertahankan level produksi, memperluas pasar ekspor ke negara-negara potensial di Asia, serta mengoptimalkan pemasaran domestik.
Selain itu, efisiensi biaya juga menjadi fokus utama. Perseroan berhasil menurunkan stripping ratio rata-rata menjadi 9 kali pada semester I-2025, dibandingkan 10,6 kali tahun lalu. Jarak pembuangan overburden juga dioptimalkan guna memangkas biaya penambangan, di samping pengendalian biaya overhead lainnya.
“Kami berusaha mengelola biaya produksi secara lebih efisien untuk mengimbangi penurunan harga,” ungkapnya.
ITMG sendiri menargetkan penjualan batu bara sebesar 26,3–27,4 juta ton pada 2025. Dari jumlah itu, sekitar 46% sudah terikat kontrak dengan harga tetap (fixed), 40% mengikuti indeks harga pasar (indexed), dan 14% sisanya belum terjual (unsold).
Sepanjang semester I-2025, total volume penjualan tercatat 11,7 juta ton, dengan distribusi terbesar ke Tiongkok 29%, Indonesia 27%, Jepang 16%, India 13%, Filipina 4%, Bangladesh 3%, dan pasar lainnya 7%.
ITMG membidik produksi tahunan di kisaran 20,8–21,9 juta ton, dengan target kuartal III/2025 sebesar 5,5 juta ton. Kontribusi produksi berasal dari sejumlah tambang utama, antara lain Indominco Mandiri (IMM) dengan target 7 juta ton pada 2025, Bharinto Ekatama (BEK) 8,3 juta ton, Trubaindo Coal Mining (TCM) 3,3 juta ton, Graha Panca Karsa (GPK) 2,1 juta ton, serta Tepian Indah Sukses (TIS) 0,6 juta ton.
Hingga semester I-2025, realisasi produksi terbesar datang dari BEK sebesar 4,4 juta ton, disusul IMM 3,2 juta ton, TCM 1,3 juta ton, GPK 1,2 juta ton, dan TIS 0,3 juta ton.
(dhf)































