Logo Bloomberg Technoz

Turino menuturkan BA Grow yang siap dikomersialisasikan oleh PTBA ini berbentuk padat dan cair. Produk ini juga telah memenuhi standar senyawa humat sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 261/KPTS/SR.310/M/4/2019.

Pengembangan kalium Humat tersebut berawal dari riset Dosen Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) Ferian Anggara berserta timnya yang telah lama menaruh perhatian pada pengembangan senyawa humat.

Melalui tim riset lintas fakultas, lahirlah Gamahumat, produk humat yang terbukti mampu meningkatkan efisiensi pemupukan, memperbaiki kualitas tanah, dan mendorong hasil pertanian lebih berkelanjutan. 

Alat berat beroperasi di tambang batu bara terbuka PT Bukit Asam di Tanjung Enim, Sumatra Selatan./Bloomberg-Dadang Tri

Ferian Anggara mengungkapkan kalium humat merupakan pembenah tanah. Dengan demikian, kata Ferian, penggunaannya mesti dibarengi dengan pupuk lain untuk memberikan unsur-unsur yang tetap dibutuhkan oleh tanaman. 

“Jadi ini bukan pengganti pupuk tetapi ini adalah pembenah tanah. Pada saat tanahnya sudah kita benahi maka penggunaan pupuknya bisa berkurang. Jadi fungsinya adalah mengurangi penggunaan pupuknya,” tutur Ferian.

Dalam kesempatan terpisah, Hasan Asnawi salah satu Kelompok Tani di Bimomartani  yang menjadi tempat lahan percontohan mengungkapkan penggunaan kalium humat telah membawa perubahan signifikan pada hasil panen.

"Pemakaian kalium humat terbukti meningkatkan kesuburan tanah dan hasil panen, sekaligus mengurangi ketergantungan pada pupuk urea dan NPK," tuturnya.

Dia juga berharap BA Grow bisa segera digunakan oleh semua petani di Tanah Air. “Karena hasilnya memang beda, dirasa berasnya juga lebih enak," imbuhnya. 

PTBA sebelumnya menyatakan kapasitas awal yang direncanakan sebesar 60 ton batu bara per tahun dengan estimasi produksi 21 ton asam humat per tahun. Biaya yang dibutuhkan untuk membuat prototipe proyek tersebut adalah Rp5,74 miliar yang berasal dari kas internal. 

Selain proyek tersebut, PTBA juga tengah mengembangkan proyek hilirisasi batu bara strategis lainnya di antaranya mendorong gasifikasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME); gas alam sintetis; metanol; amonia; hingga grafit artifisial dan lembaran anoda.

(mfd/naw)

No more pages