Arsitek di Balik Restrukturisasi Korporat Terbesar di Indonesia

Bloomberg Technoz, Jakarta - Di tengah lanskap ekonomi Indonesia yang kompleks, Martin Patrick Nagel, Founding Partner FKNK Law Firm, telah memposisikan dirinya sebagai figur sentral dalam beberapa restrukturisasi dan insolvensi korporat paling signifikan di negara ini. Dengan rekam jejak menangani transaksi bernilai triliunan rupiah, Martin menjadi arsitek di balik penyelamatan perusahaan-perusahaan raksasa dari jurang kebangkrutan.
Praktiknya mencakup spektrum penuh penanganan restrukturisasi berisiko tinggi, sengketa komersial, hingga insolvensi lintas batas yang rumit. Portofolionya menampilkan nama-nama besar di berbagai sektor, menegaskan perannya yang krusial dalam menjaga stabilitas entitas bisnis vital bagi perekonomian nasional.
Menavigasi Krisis Korporat Besar
Pengalaman Martin sebagai pengurus dan kuasa hukum tercermin dalam penanganan kasus-kasus yang menjadi sorotan utama. Salah satu yang paling monumental adalah restrukturisasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, di mana ia berperan sebagai salah satu pengurus dalam mengelola proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) yang sangat kompleks. Proses ini berhasil mencapai homologasi dengan persetujuan mayoritas kreditur, sebuah pencapaian luar biasa yang menyelamatkan maskapai penerbangan nasional tersebut.
Selain itu, ia juga menangani restrukturisasi utang korporasi besar lainnya seperti VIVA Group (TvOne-ANTV), Pan Brothers Group, dan Koperasi Simpan Pinjam Indosurya Cipta yang melibatkan ribuan kreditur. Keberhasilannya memfasilitasi kesepakatan damai dalam kasus-kasus berskala masif ini menunjukkan kemampuannya dalam negosiasi dan manajemen krisis yang efektif. Hal tersebut tidak luput dari pemahaman bisnis serta industri klien dengan baik untuk mengakomodasi kebutuhan spesifik setiap industri klien dalam proses restrukturisasi.
Filosofi: Kepailitan Bukan Akhir dari Segalanya
Bagi Martin, proses kepailitan atau restrukturisasi utang tidak selalu berarti akhir dari sebuah perusahaan. Sebaliknya, ia melihatnya sebagai sebuah peluang untuk transformasi secara menyeluruh. Ia mengenang salah satu kasus restrukturisasi di mana hasil akhirnya sungguh melampaui ekspektasi kreditur dan debitur.




























