Kenaikan saham BBRI sejalan dengan posisi IHSG yang melesat 186,77 poin atau setara dengan menguat 2,51% ke level 7.796,62 sekaligus keberhasilan IHSG mencetak rekor level tertinggi baru sepanjang tahun 2025.
IHSG terus–menerus melesat dengan mencatat level tertinggi 7.800,83 yang merupakan level harga tertinggi terbaru secara intraday. Sedangkan level terendah IHSG sempat di 7.646,91.
IHSG tersengat sentimen manuver investor asing yang tampak mulai kembali mengakumulasi saham–saham perbankan.
Mirae Asset Sekuritas Indonesia memandang, sentimen dalam dan luar negeri menjadi pendorong penguatan harga saham.
Dalam risetnya, Mirae Asset menyatakan pertumbuhan tahunan ekonomi Indonesia yang tetap tinggi pada Kuartal II–2025, yang mencapai 5.12%, memberi harapan potensi permintaan kredit perbankan akan tetap tumbuh pada tahun ini.
“Selain itu, langkah Presiden Trump yang kembali menunda tarif atas China selama 90 hari meredakan kegelisahan pasar akan potensi inflasi di AS, jelang pengumuman data inflasi pada Selasa setempat,” tulis Mirae Asset dalam risetnya.
Dengan demikian, akan kembali memberi harapan The Fed akan melakukan pemangkasan suku bunga pada rapat FOMC di bulan September mendatang.
“Dan bilamana The Fed benar–benar melakukan pemangkasan Fed Fund Rate, maka akan terbuka jalan bagi BI untuk kembali memangkas BI Rate.”
Adapun penguatan saham perbankan hari ini dipimpin oleh saham BBRI dengan menguat 5,77%, disusul saham BBNI dengan kenaikan 4,76%, saham BMRI menguat 4,03%, dan juga saham BBCA dengan penguatan 3,51% point–to–point.
(fad)






























