Indeks dolar AS sepanjang hari ini bergerak stagnan di level 98,22 sehingga memberikan ruang pada mata uang lawannya untuk lebih perkasa.
Di pasar offshore, rupiah NDF bergerak di kisaran Rp16.278/US$, melemah tipis 0,05% dibanding posisi Jumat pekan lalu.
Pergerakan rupiah yang stabil dan berhasil menguat terjadi ketika arus beli membesar di pasar saham serta surat utang negara.
IHSG yang dibuka hijau, sampai jelang penutupan pasar hari ini masih bertahan dengan penguatan 0,85% di level 7.594.
Adapun di pasar surat utang negara, seperti ditunjukkan data OTC Bloomberg, pergerakan yield SUN lanjut menurun terutama tenor panjang di atas 12Y.
SUN tenor 18Y misalnya, turun 2,2 bps kini di 6,870%. Sementara tenor 10Y masih naik 2 bps menyentuh 6,433% setelah Jumat lalu turun hingga ke level terendah sejak 2023.
Sedangkan tenor pendek 2Y yieldnya turun 2 bps. Lalu tenor 5Y juga turun 0,8 bps.
Gerak pasar di awal pekan ini kebanyakan terdorong oleh sentimen terkait penurunan suku bunga Amerika Serikat (AS) di sisa tahun. Pernyataan Deputi Gubernur The Fed Michelle Bowman pada Sabtu (9/8) menguatkan ekspektasi itu.
Ia mendukung tiga kali pemangkasan suku bunga tahun ini dan akan menggelar konferensi bank komunitas pada 9 Oktober mendatang.
Dalam pernyataan tertulisnya, Bowman mengatakan dirinya mendukung beberapa kali penurunan suku bunga, pandangan yang semakin menguat setelah rilis data pasar tenaga kerja AS yang melemah.
Komite penentu kebijakan The Fed mempertahankan suku bunga sepanjang tahun ini, langkah yang Bowman setujui hingga Juni. Namun pada Juli, ia bersama Gubernur Christopher Waller berbeda pendapat dengan mayoritas, mendukung pemangkasan suku bunga sebesar seperempat poin persentase.
Bowman mendesak agar pemangkasan dimulai pada pertemuan The Fed bulan September.
Para pedagang di pasar keuangan pada pekan ini akan mencermati rilis data inflasi Indeks Harga Konsumen (CPI) Amerika Serikat untuk bulan Juli. Konsensus pasar sejauh ini memperkirakan inflasi CPI inti bulan lalu akan menyentuh 3% year-on-year, naik dibanding Juni 2,9%. Sementara angka inflasi umum diperkirakan juga naik 2,8% dari 2,7% pada bulan sebelumnya.
Bila angka yang dirilis pada Selasa waktu setempat itu lebih kecil, maka ekspektasi penurunan bunga acuan The Fed akan kian membesar dan melemahkan dolar AS. Mata uang pasangannya, termasuk rupiah akan mendapat angin untuk menguat lebih meyakinkan.
Adapun dari dalam negeri, pasar akan fokus pada penyampaian Nota Keuangan oleh Presiden Prabowo yang akan memberikan gambaran akan fokus pembangunan ke depan dari paparan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2026.
Esok hari, Kementerian Keuangan akan menggelar lelang SUN dengan target Rp27 triliun. Rencana penjualan seri baru FR0108 (11Y) dan FR0109 (6Y) kemungkinan akan membuat animo dalam lelang esok akan besar.
(rui)





























