Sebagai informasi, penyesuaian lot saham sebelumnya disebut bertujuan untuk meningkatkan likuiditas saham di bursa saham Indonesia. Namun, Jeffrey mengatakan itu hanya akan berpengaruh terhadap pelaku pasar domestik, yakni investor retail dan investor muda.
“Penyesuaian lot saham kalau terhadap investor asing kelihatannya tidak [berpengaruh], karena investor asing punya kemampuan akses yang jauh lebih besar. Tetapi kita melihat bagaimana investor retail, investor muda kita, untuk bisa lebih mudah mengakses investasi di pasar modal,” ujar Jeffrey.
Pandangan Pasar Soal Wacana Penyesuaian Lot Saham
Reydi Octa, Pengamat Pasar Modal Panin Sekuritas, mengatakan wacana pengubahan ukuran lot saham dapat menjadi daya tarik bagi investor retail dengan modal terbatas. Dengan harga per lot turun, membuat saham-saham tertentu lebih terjangkau dan mendorong frekuensi transaksi.
“Rencana Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk mengubah ukuran lot saham, anggap saja dari 100 lembar menjadi lebih kecil, adalah langkah yang patut diapresiasi, terutama untuk mendorong partisipasi investor ritel dengan modal terbatas,” kata Reydi.
Berbeda dengan Reydi, Guru Besar Pasar Modal Universitas Indonesia Budi Frensidy mengatakan wacana penyesuaian lot saham yang ditujukan untuk meningkatkan likuiditas saham belum tentu efektif karena menyebabkan nilai transaksi yang turun.
“Belum tentu efektif, satu lot sama dengan 100 saham sudah oke dibandingkan 1 lot sama dengan 500 saham. Jika nanti dibuat 1 lot sama dengan 10 saham kan bisa-bisa sekali transaksi nilainya hanya ratusan atau ribuan rupiah saja,” ujarnya.
(ell)

































