Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg News

Bloomberg, Ekspor produk tanah jarang China—termasuk magnet kuat yang kini menjadi inti ketegangan dengan AS—pada Mei jatuh ke level terendah baru dalam lima tahun terakhir karena pembatasan ekspor Beijing menghambat arus pengiriman.

Data bulan lalu menunjukkan sejauh mana kontrol ekspor yang diberlakukan sejak awal April telah menghambat pengiriman, sebelum AS-China berunding untuk mengatasi pembatasan tersebut. Kekurangan magnet vital telah mengancam berbagai industri, termasuk manufaktur mobil dari AS ke Eropa dan India.

Volume ekspor produk logam tanah jarang pada Mei turun 61% dibandingkan tahun sebelumnya menjadi 2.117 ton, level terendah sejak Februari 2020, menurut perhitungan Bloomberg News berdasarkan data bea cukai China.

Kategori produk ini—berbeda dari mineral dan logam—umumnya didominasi oleh magnet. Ekspor telah merosot tajam pada April.

Magnet biasanya mendominasi kategori ini. (Bloomberg)

China memproduksi sekitar 90% dari magnet tanah jarang permanen di dunia, dan telah menggunakan cengkeramannya atas pasokan tersebut untuk melawan perang dagang yang semakin memanas dengan AS. 

Pembatasan ekspor yang diluncurkan pada 4 April tidak hanya mencakup tujuh jenis tanah jarang, tetapi juga magnet yang mengandung tanah jarang bahkan dalam jumlah sangat kecil.

Pemerintah dan perusahaan di AS memantau bagaimana aliran pasokan berubah pada Juni. Setelah negosiator AS dan China bertemu di London awal bulan ini, Presiden AS Donald Trump mengatakan, "MAGNET UTUH, DAN SEMUA ELEMEN TANAH JARANG YANG DIBUTUHKAN, AKAN DIBERIKAN, LANGSUNG, OLEH CHINA."

Data spesifik tentang ekspor magnet akan dipublikasikan oleh bea cukai China pada Jumat (20/6/2025). Pada kuartal pertama tahun 2025, sebelum pembatasan ekspor, magnet menyumbang hampir 90% dari kelompok produk logam tanah jarang.

(bbn)

No more pages