Logo Bloomberg Technoz

Pelemahan rupiah terjadi di kala arus beli makin membesar di bursa saham domestik. IHSG yang dibuka menguat pagi tadi, semakin kencang berlari hingga membukukan penguatan lebih dari 1% sampai jelang sore ini.

Adapun di pasar surat utang, pergerakan harga obligasi pemerintah cenderung stabil dan bervariasi.

Tenor pendek 2Y turun yield-nya 1,3 basis poin kini di 6,413%. Sementara tenor 5Y jug aturun 2,8 bps kni di 6,605%. Adapun tenor acuan 10Y, imbal hasilnya naik sedikit 1 bps ke level 6,881%.

Terbebani laju PDB

Pelemahan rupiah hari ini sepertinya masih terbebani oleh sentimen data pertumbuhan ekonomi kuartal 1-2025 yang lebih buruk ketimbang perkiraan.

Laju Produk Domestik Bruto (PDB) di awal tahun yang menjadi terendah sejak kuartal III-2021 itu juga diikuti oleh lonjakan angka pengangguran, mendesak perlunya respons kebijakan yang tepat dari para pengambil keputusan agar kelesuan ekonomi domestik tak makin dalam.

Bank Indonesia menilai capaian pertumbuhan ekonomi tahun ini kemungkinan besar akan berada di bawah titik tengah kisaran proyeksi tahun ini, atau sekitar di bawah 5,1%, dipengaruhi oleh dampak langsung dan tak langsung kebijakan tarif AS. 

Para ekonom memberi saran, pemerintah perlu menangkal pelemahan lebih lanjut ke depan salah satunya dengan merelaksasi pengetatan atau efisiensi anggaran. Termasuk meningkatkan likuiditas perekonomian, memperbaiki iklim usaha dan investasi.

"Jadi intinya, pemerintah dan otoritas keuangan perlu meningkatkan likuiditas. Memperbaiki iklim usaha dan investasi, serta menjaga kelompok rentan agar jangan makin turun," kata Ekonom Universitas Indonesia Telisa Aulia Falianty.

Penurunan BI rate bisa menjadi salah satu jurus meski Bank Indonesia tetap perlu menghitung cermat risiko capital outflow bila tingkat bunga diturunkan karena akan berdampak pada penyempitan yield spread dengan aset global.

"Kalau [BI rate] turun 25 bps mungkin masih bisa. Catatannya asal ketika DXY [indeks dolar AS] melemah dan modal asing masuk ke Indonesia, baru kita bisa turunkan BI rate," kata Telisa.

Peluang pemangkasan bunga acuan pada pertemuan Mei ini sebesar 25 bps memang lebih terbuka dengan indikator kelesuan perekonomian yang kian kuat. 

"Pertumbuhan ekonomi 1Q25 yang lebih lemah dari perkiraan membuka peluang BI mempercepat rate cut di bulan Mei atau Juni. Namun, kemungkinan ini masih belum terlihat di pergerakan yield SUN," kata tim analis Mega Capital Sekuritas di antaranya Lionel Priyadi, Muhammad Haikal dan Nanda Rahmawati.

Namun, bila pelonggaran moneter terus ditunda, pelemahan ekonomi akan semakin dalam selain juga bisa memantik kebingungan di pasar, menurut ekonom.

"Kami memandang dengan kondisi saat ini ada perlambatan ekonomi, inflasi rendah dan rupiah sudah menguat, ruang penurunan BI rate bulan ini sangat terbuka," kata Chief Economist Trimegah Securities Fakhrul Fulvian yang memprediksi akan ada pemangkasan 25 basis poin pada pertemuan Dewan Gubernur BI bulan ini.

Capaian pertumbuhan kuartal satu menjadi alarm peringatan agar para pembuat kebijakan segera bertindak lebih cepat memitigasi supaya efek perang dagang tak makin menekan perekonomian.

"Pemerintah harus perkuat ketahanan domestik menghadapi perang dagang, di mana negara harus hadir menjadi shock absorber sehingga konsumsi masyarakat bertahan, industri kuat," menurut Fakhrul.

-- dengan bantuan Merinda Faradianti.

(rui)

No more pages