Logo Bloomberg Technoz

Salah satu motif utama China membeli emas adalah untuk mengurangi ketergantungan terhadap dolar Amerika Serikat. Dolar AS telah lama menjadi mata uang cadangan utama dunia, namun dominasi ini juga membuat negara lain rentan terhadap kebijakan moneter AS, termasuk suku bunga dan inflasi.

Dengan memperbesar porsi emas dalam cadangan devisa, China menciptakan alternatif cadangan yang stabil dan netral, bebas dari fluktuasi politik dan ekonomi negara manapun. Langkah ini sejalan dengan strategi jangka panjang China untuk memperkuat kedaulatan ekonomi dan mengembangkan sistem keuangan multipolar.

Meningkatkan Pengaruh di Sistem Ekonomi Global

Penimbunan emas oleh China bukan hanya soal perlindungan, tetapi juga bagian dari upaya membangun kepercayaan dan pengaruh dalam sistem ekonomi global. Dengan cadangan emas yang besar, China dapat memperkuat stabilitas mata uang nasionalnya, yuan, dan mendorong penggunaannya dalam perdagangan internasional.

Langkah ini juga dapat dilihat sebagai bagian dari ambisi besar China dalam membentuk tatanan ekonomi baru yang tidak sepenuhnya bergantung pada Barat.

Jejak Pembelian Emas China dari Tahun ke Tahun

5 Tempat Resmi Beli Emas Antam yang Aman (Bloomberg Technoz/Asfahan)

Untuk memahami lebih jauh strategi ini, mari kita lihat kronologi pembelian emas besar-besaran yang dilakukan China selama lebih dari satu dekade terakhir:

1. Tahun 2009: 454,1 Ton Emas Saat Krisis Keuangan Global

Setelah krisis finansial global 2008–2009 yang disebut sebagai krisis terburuk sejak Depresi Besar, China merespons dengan membeli 454,1 ton emas. Saat itu, ekspor China anjlok karena permintaan global merosot drastis. 

Untuk menjaga kestabilan ekonomi nasional, pemerintah China meluncurkan paket stimulus besar dan menambah cadangan emas sebagai bentuk mitigasi risiko jangka panjang.

2. Tahun 2015–2016: Penambahan 788,4 Ton di Tengah Gejolak Pasar Global

Enam tahun setelah pembelian besar pertama, China kembali meningkatkan cadangan emasnya. Pada 2015, mereka membeli 708,2 ton, disusul 80,2 ton di 2016. Saat itu, dunia diguncang oleh krisis utang Yunani dan kegagalan pasar saham China, yang menyebabkan kerugian hingga lebih dari 30% dari total PDB nasional. Emas kembali menjadi pilihan utama sebagai aset penyelamat.

3. Tahun 2019: Persiapan Sebelum Pandemi Global

Menjelang pandemi Covid-19, China membeli 95,8 ton emas pada 2019. Meski saat itu belum terlihat tanda-tanda krisis kesehatan global, langkah ini terbukti visioner. Ketika pandemi melanda di 2020, aktivitas ekonomi dunia terhenti, dan harga emas melonjak tajam. Cadangan emas China membantu menjaga stabilitas ekonomi di masa "The Great Lockdown."

4. Tahun 2022–2024: Respon terhadap Gejolak Pasca-Pandemi dan Krisis Iklim

Dua tahun pasca-Covid, dunia belum benar-benar pulih. Ditambah perang, krisis iklim, dan inflasi tinggi, ekonomi global kembali berada dalam tekanan. China merespons dengan membeli emas dalam jumlah signifikan:

  • 2022: 62,2 ton

  • 2023: 224,9 ton

  • 2024: 44,2 ton (hingga saat ini)

Langkah ini menunjukkan bahwa strategi menimbun emas bukanlah kebijakan sesaat, melainkan bagian dari perencanaan makroekonomi jangka panjang.

Konsistensi China dalam membeli emas bukanlah tindakan impulsif. Di baliknya ada strategi ekonomi yang kuat: mengamankan aset nasional, mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS, memperkuat stabilitas keuangan, dan meningkatkan posisi global.

Dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi, emas tetap menjadi pilihan yang solid dan strategis. Melalui kebijakan ini, China tak hanya melindungi ekonominya, tapi juga memperkuat pengaruhnya di panggung dunia.

(seo)

No more pages