Amblesnya IHSG yang begitu dalam merupakan efek secara langsung dari turunnya sejumlah saham big caps.
Berikut diantaranya berdasarkan data Bloomberg.
- Barito Renewables Energy (BREN) menekan 19,54 poin
- Chandra Asri Pacific (TPIA) menekan 9,65 poin
- Merdeka Copper Gold (MDKA) menekan 5,15 poin
- Indofood Sukses Makmur (INDF) menekan 4,66 poin
- GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) menekan 4,46 poin
- Petrindo Jaya Kreasi (CUAN) menekan 3,32 poin
- Pantai Indah Kapuk Dua (PANI) menekan 3,14 poin
- Bank Mega (MEGA) menekan 1,69 poin
- Barito Pacific (BRPT) menekan 1,57 poin
- MD Entertainment (FILM) menekan 1,45 poin
Adapun saham-saham barang baku lainnya juga jadi pendorong pelemahan IHSG, saham PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) drop 7,69% dan saham PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) juga terjebak di zona merah dengan ambles 7,52%.
Disusul oleh pelemahan saham energi, saham PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) yang terjun bebas 14,4%, saham PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) ambles 11,4%, dan saham PT Petrosea Tbk (PTRO) yang melemah 9,66%.
Perang Dagang Kian Memanas
Ambrolnya IHSG siang hari ini tergencet isu perang tarif yang dilontarkan langsung oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump, makin memanas. Ketidakpastian global terus–menerus menyengat pasar saham menyusul tarif Trump pada mitra dagang dalam hitungan jam amat menekan Bursa Saham global, termasuk regional Asia dan IHSG.
Kegelisahan tindakan Trump pada Senin merupakan langkah tegas lainnya untuk menciptakan perang dagang global. Ia sama sekali tidak mempertimbangkan penghentian sementara rencana penerapan tarif tambahan yang menyeluruh pada puluhan negara.
“Kami tidak mempertimbangkan itu (negosiasi),” kata Trump pada hari Senin di Ruang Oval, mengutip Bloomberg. “Bisa saja ada tarif permanen dan bisa juga ada negosiasi karena ada hal-hal yang kita butuhkan di luar tarif.”
China mengatakan akan mengambil tindakan balasan untuk mempertahankan diri dari tarif AS, yang meningkatkan risiko terjadinya aksi saling balas dalam tarif perdagangan, imbas ketegangan perang dagang.
Balasan Tarif Terhadap AS
Terbaru, ketegangan meningkat setelah China membalas dengan tarif tinggi Trump memaksa investor untuk menghadapi kenyataan bahwa konflik perdagangan yang sangat ditakuti telah memasuki fase baru.
“Dengan Trump mengisyaratkan sikap keras terhadap China, pasar bersiap menghadapi lebih banyak tekanan, dan sentimen seputar ekuitas China tetap rapuh,” kata Charu Chanana, Kepala Strategi Investasi di Saxo Markets.
Analis Phintraco Sekuritas menyebut, China masih belum membuka jalur negosiasi, meski Pemerintah AS kembali menaikan tarif impor untuk produk asal China sebagai respon dari aksi balasan. Mantan U.S. Commerce Secretary, Carlos Gutierrez menyatakan hal ini mengindikasikan full-blown trade wars antara AS dengan China.
Kepala Ekonom JPMorgan, Bruce Kasman, memperingatkan bahwa tarif yang diumumkan pemerintahan Trump atas negara mitra dagang AS kemungkinan akan mendorong ekonomi AS—dan bahkan ekonomi global—menuju resesi pada 2025 jika kebijakan tersebut terus diberlakukan.
(fad/wep)





























