Logo Bloomberg Technoz

Mengacu data Bloomberg, rupiah NDF pada penutupan bursa New York kemarin, ditutup melemah tajam 1,12% di level Rp17.105/US$.

Pagi ini, diduga sudah ada intervensi Bank Indonesia yang telah dilakukan sejak Selasa lalu di pasar offshore, sehingga rupiah NDF di bursa Singapura dibuka turun 0,3% meski masih di kisaran Rp17.058/US$. Pada pukul 07:51 WIB, rupiah offshore bergerak makin lemah di level Rp17.124/US$. 

Level tersebut cukup jauh selisihnya dengan posisi penutupan rupiah spot kemarin di Rp16.865/US$ yang sudah menjadi level closing rupiah spot terlemah dalam sejarah yang dicatat.

Posisi rupiah NDF offshore pada Rabu, 9 April 2025, sudah di Rp17.124/US$ ketika indeks dolar AS melemah (Riset Bloomberg Technoz)

Di pasar spot Asia, pergerakan mata uang variatif di mana baht, won dan ringgit masih melemah. Sementara yen, yuan offshore, dolar Singapura dan Hong Kong bergerak menguat terhadap dolar AS.

Bursa Asia pagi ini juga mengekor yang terjadi di Wall Street tadi malam. Bursa saham Jepang Nikkei dan Topix kembali ambles hampir 4%, begitu juga bursa saham Korea Selatan Kospi dan Kosdaq juga melemah lebih dari 1% pada perdagangan Rabu pagi.

Rupiah spot kemarin ditutup di level terlemah sepanjang sejarah yang dilacak ke belakang di posisi Rp16.865/US$. Tekanan jual memuncak sebagian akibat lag effect libur Lebaran, baik di pasar saham maupun surat utang.

Bank Indonesia diperkirakan masih akan agresif mengintervensi pasar valas baik spot maupun domestik NDF, juga pasar surat berharga negara (SBN) untuk menahan kejatuhan rupiah.

Analisis teknikal

Secara teknikal nilai rupiah berpotensi lanjut melemah menuju area Rp16.900/US$ sampai dengan Rp16.950/US$, dengan mencermati support terkuat rupiah pada Rp17.000/US$.

Sementara trendline terdekat pada time frame daily menjadi resistance psikologis paling potensial pada level Rp16.800/US$ di channel-nya.

Kemudian, target penguatan optimis lanjutan untuk dapat kembali menguat ke level Rp16.700/US$.

Selama nantinya nilai rupiah bertengger di atas Rp16.900/US$ bahkan Rp17.000/US$ usai tertekan, maka masih ada potensi untuk lanjut melemah menyusul pasar offshore hingga Rp17.100/US$.

Sebaliknya apabila terjadi penguatan hingga Rp16.700/US$ dalam tren jangka menengah (Mid-term), maka rupiah berpotensi terus menguat hingga balik ke Rp16.500/US$.

Analisis Teknikal Nilai Rupiah Rabu 9 April 2025 (Riset Bloomberg Technoz)

Langkah Pemerintah RI

Dalam Sarasehan Ekonomi yang digelar bersama para pelaku usaha dan para ekonom, Presiden Prabowo Subianto dan jajaran menteri di sektor keuangan membeberkan beberapa rencana kebijakan yang disiapkan untuk meredam dampak perang dagang jilid kedua.

Di antaranya adalah, rencana penghapusan kewajiban TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri), penghapusan kuota impor, meningkatkan impor LPG dan LNG dari Amerika, diversifikasi pasar ekspor, penyesuaian pajak ekspor CPO, pengurangan pajak impor, juga memperpendek proses audit dibarengi dengan mempercepat tax refund pada korporasi dan individu.

Menteri Keuangan Sri Mulyani juga mengatakan, program ikonik Presiden Prabowo juga masih dalam perencanaan APBN. "Kami akan terus menjaga APBN khususnya utang dan defisit agar tetap bijaksana dan transparan. Kami menjaga APBN sebagai jangkar dalam menjaga kepercayaan," kata Sri Mulyani. 

Dalam forum yang sama, Pemerintah RI untuk pertama kali sejak pecah kemelut perang dagang dan jatuh vonis tarif oleh Trump sebesar 32% pada RI, menyatakan, dampak perang dagang ke perekonomian domestik akan bisa diredam.

"Ekspor Indonesia ke AS hanya menyumbang 2,2% dari total PDB, berbeda dengan Vietnam yang mencapai 33%. Dampaknya ke Indonesia bisa diredam. Artinya, Indonesia lebih tangguh menghadapi gejolak pasar AS dan bisa mencari alternatif pasar ekspor," papar Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Sarasehan Ekonomi, Selasa (8/4/2025).

Tarif 104% ke Tiongkok

Presiden AS Donald Trump menghabiskan beberapa jam terakhir sebelum tarifnya diterapkan penuh dengan melakukan negosiasi dengan sekutu-sekutu AS.

Namun, desakannya untuk terus mendorong tarif 104% terhadap banyak barang China meredupkan optimisme bahwa perang dagang yang brutal akan bisa dihindari.

Trump berencana terus maju dengan pungutan 104% pada banyak barang China, yang ditingkatkan AS setelah Beijing menegaskan akan membalas kampanye tarif "resiprokal" Trump.

Trump menganggap langkah tersebut sebagai kesalahan, tetapi mengatakan ia masih percaya bahwa China pada akhirnya akan bergabung dengan puluhan negara yang sedang mengupayakan kesepakatan dagang.

"China juga ingin membuat kesepakatan, sangat ingin, tetapi mereka tidak tahu bagaimana memulainya. Kami menunggu panggilan mereka. Itu akan terjadi!" kata Trump.

Perdana Menteri China Li Qiang mengatakan negaranya memiliki banyak perangkat kebijakan untuk "sepenuhnya mengimbangi" guncangan eksternal yang negatif.

Ia juga menegaskan kembali optimismenya tentang pertumbuhan ekonomi terbesar kedua di dunia pada 2025, terlepas dari ancaman tarif terbaru dari Presiden AS Donald Trump.

Menurut pernyataan resmi, dalam panggilan telepon dengan Presiden Komisi Eropa Ursula Von der Leyen pada Selasa, Li mengatakan kebijakan ekonomi makro China tahun ini sudah sepenuhnya memperhitungkan berbagai ketidakpastian.

Beijing sangat yakin bisa mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang sehat dan berkelanjutan di negara ini, tambah Li—pejabat nomor 2 China, setelah Presiden Xi Jinping.

(rui)

No more pages