Logo Bloomberg Technoz

Analis Ungkap Sumber Tekanan Baru Pasar Modal RI

Ruisa Khoiriyah
10 April 2023 10:23

Ilustrasi Obligasi. (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Ilustrasi Obligasi. (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Data baru dari sektor ketenagakerjaan Amerika yang dirilis pekan lalu memberi sinyal yang campur aduk pada pelaku pasar. Di satu sisi, penurunan angka non farm payroll AS dan perlambatan pertumbuhan upah sudah sesuai ekspektasi pasar. Namun, tingkat pengangguran Amerika tercatat turun di bawah ekspektasi pasar karena tingkat partisipasi angkatan kerja menjadi 62,6%. 

“Walau permintaan terhadap tenaga kerja di AS melemah, tapi suplai tenaga kerja di sana masih ekspansif yang diikuti penurunan tingkat pengangguran,” kata Lionel Prayadi, Macro Strategist Samuel Sekuritas dalam catatan pada klien, seperti dikutip Senin (10/4/2023).

Sinyal yang campur aduk itu akhirnya diterjemahkan oleh pelaku pasar bahwa Federal Reserve akan kembali percaya diri mengerek bunga acuan pada Mei nanti. Meski di saat yang sama, pelaku pasar juga masih yakin bila bank sentral AS akan melakukan pivot dengan potensi pengguntingan 75 bps menjadi 4,5% pada Desember 2023. 

Pelaku pasar perlu mewaspadai rekalibrasi ekspektasi terhadap kemungkinan kenaikan bunga acuan Federal Reserve pada Mei nanti yang bisa berimbas pada koreksi harga aset-aset di pasar domestik.

Arus modal asing di pasar obligasi diprediksi akan terus meningkat pada April 2023 (Riset Bloomberg Technoz)

Trader di pasar global terlihat merespons dengan menjual US Treasury hingga yield UST tenor 10 tahun melemah 9 bps ke kisaran 3,39%. “Berkaca pada itu, kami perkirakan akan ada koreksi di pasar obligasi domestik dengan kenaikan yield Surat Utang Negara (SUN) 10 tahun ke kisaran 6,7%-6,8% hari ini,” ujar Lionel.