Logo Bloomberg Technoz

Pertamina Rawan Boncos, Imbas Impor BBM Saat Rupiah Babak Belur

Dovana Hasiana
03 April 2024 05:10

Depo Pertamina di Tanjung Priok./Bloomberg-Dimas Ardian
Depo Pertamina di Tanjung Priok./Bloomberg-Dimas Ardian

Bloomberg Technoz, Jakarta – Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas Nasional (Aspermigas) menilai tren pelemahan rupiah bakal menambah beban pemerintah dan PT Pertamina (Persero) karena adanya peningkatan biaya yang dibutuhkan untuk impor bahan bakar minyak (BBM).

Ketua Komite Investasi Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas Nasional (Aspermigas) Moshe Rizal mengatakan hal ini terjadi karena transaksi impor BBM mayoritas menggunakan mata uang dolar Amerika Serikat (AS).

“Dari sisi rupiah kita melemah, jelas pasti biaya untuk impor BBM makin tinggi. Semua dinilai dari rupiah, APBN kita kan rupiah,” ujar Moshe saat dihubungi, Selasa (2/4/2024).

Pelemahan rupiah itu, terlebih, juga dibarengi dengan harga minyak dunia yang masih dalam tren stabil tinggi. Per Selasa, harga minyak dunia bahkan mencapai rekor teratas dalam 5 bulan terakhir.

Brent untuk penyelesaian Juni naik 0,5% menjadi US$87,83 per barel hari ini. Kontrak tersebut diperdagangkan setinggi US$87,98 per barel pada Senin. Adapun, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei naik 0,5% menjadi US$84,12 per barel.

Truk tangki bongkar muat BBM di SPBU Pertamina Rest Area Tol Tangerang - Jakarta KM 14, Senin (1/4/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)