"Jadi saya belum bisa pastikan berapa pasnya. Karena sebagian [pengusaha] juga masih ada yang protes. Bisa berlaku surut juga," tutur Purbaya.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memastikan bea keluar batu bara hanya diterapkan saat harga komoditas emas hitam itu tinggi di pasar.

Dengan kata lain, otoritas pertambangan negara tersebut memastikan pemerintah tidak bakal memungut bea keluar saat harga batu bara melemah, yang dikhawatirkan akan menggerus margin.

“Kita akan kenakan biaya ekspor apabila harga pasarnya itu sudah mencapai angka tertentu. Formulasinya kami lagi buat,” kata Bahlil kepada awak media di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (19/12/2025) lalu.

(wep)