"Hari ini lima Hercules berangkat. Satu Hercules membawa 200 unit," jelasnya.
Sementara untuk menjamin ketersediaan bahan bakar, ESDM membentuk tim terpadu bersama PT Pertamina Patra Niaga. Patra Niaga akan menangani langsung suplai BBM bagi pengoperasian genset, baik untuk rumah warga maupun lokasi pengungsian.
Adapun terkait mekanisme distribusi, Kementerian ESDM mengklaim akan bergerak langsung ke lokasi dengan PLN akan menentukan titik prioritas berdasarkan data desa dan rumah tangga yang belum teraliri listrik.
"Jadi selama infrastruktur daratnya belum selesai dan tegangan rendahnya belum clear, kita akan mengintervensi dengan genset yang ada," ungkap Bahlill.
Selain genset, pemerintah juga menyalurkan 3.000 kompor gas yang disalurkan melalui pemerintah daerah. Bahlil menyatakan fokus utama pemerintah adalah pemenuhan kebutuhan warga terdampak.
Sebanyak 2.000 unit kompor merek Miyako dengan berat dua kilogram per unit memiliki total berat 4.000 kilogram. Selain itu, terdapat 930 unit kompor merek Niko yang dikemas dalam 93 dus, dengan berat masing-masing dus 15 kilogram sehingga total beratnya mencapai 1.395 kilogram.
Sementara itu, kompor merek Advance yang dikirim sebanyak 70 unit memiliki total berat 140 kilogram. Dengan demikian, keseluruhan bantuan kompor gas memiliki berat total sekitar 5.535 kilogram.
Selain kompor, bantuan juga dilengkapi dengan 3.000 unit regulator dan selang gas yang dikemas dalam 300 dus, di mana setiap dus berisi 10 set regulator dan selang. Masing-masing dus memiliki berat sekitar delapan kilogram, sehingga total berat bantuan regulator dan selang mencapai 2.400 kilogram
(ain)
