“Mengakibatkan perubahan pengendalian terhadap masing-masing Pabrik Gula Rajawali I, Pabrik Gula Rajawali II dan PT Pabrik Gula Candi Baru,” tulis manajemen.
Sugar Co saat ini mengendalikan 36 pabrik gula di seluruh Indonesia. Hanya saja, pabrik gula yang telah beroperasi sebanyak 31 unit per 2024 dengan kapasitas sekitar 123.000 ton dan mampu mengolah sebanyak 18 juta ton tebu.
Sementara itu, lima pabrik gula Sugar Co lainnya dalam posisi standby yakni pabrik gula Sei Semarang, Pangka, Tasikmadoe, Olean, dan Bone.
Adapun, 16 pabrik gula Sugar Co telah melakukan proses giling di antaranya pabrik gula Prajekan di Kabupaten Bondowoso, pabrik gula Asembagus di Kabupaten Situbondo, pabrik gula Mojo di Sragen, pabrik gula Glenmore di Banyuwangi, pabrik gula Jatiroto di Lumajang, dan pabrik gula Semboro.
Sugar Co merupakan perusahaan sub-Holding PT Perkebunan Nusantara III (Persero) yang bergerak di bidang usaha agro industri komoditas gula.
Di sisi lain, tiga pabrik gula yang belakangan dibidik Sugar Co itu berada di bawah portofolio ID Food.
Holding BUMN pangan itu mengklaim telah menyerap gula petani tebu di sejumlah pabrik gula mencapai 121.312 ton atau setara Rp1,75 triliun.
Hitung-hitungan itu berasal dari kolaborasi dengan Sugar Co dan pedagang. Adapun, ID Food menyerap 92.830 ton, Sugar Co sebanyak 6.896 ton, dan pedagang sebanyak 21.586 ton.
(mfd/naw)
