"Yang tujuannya ini dihilirisasi manfaatnya untuk asosiasi dan pemerintah daerah," kata dia. 

Di samping itu, Teuku mengungkapkan terdapat 7 subsektor yang menjadi prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), aplikasi menduduki peringkat pertama dengan nilai investasi sampai Rp40,94 triliun pada triwulan I-III 2025 di subsektor ekraf. 

Diikuti fesyen di peringkat kedua, dengan nilai investasi Rp26 triliun dan kriya Rp22,37 triliun di posisi ketiga. Disusul kuliner Rp20,38 triliun, periklanan Rp4,62 triliun, musik Rp4,25 triliun, dan seni rupa Rp2,94 triliun di posisi ketujuh. 

"Aplikasi menjadi penerima investasi tertinggi pada triwulan satu sampai ketiga tahun 2025. Hal ini menunjukkan tren positif pertumbuhan sektor kreativitas berbasis digital di Indonesia," ujar Teuku. 

"Fesyen, kriya, dan kuliner menyusul sebagai tiga subsektor unggulan yang tetap menarik minat investor, mencerminkan kekuatan budaya kreatif bangsa kita," sambung dia. 

(ell)